Alifia fokus mengobati luka di tangan Marina.
"Kamu melihatnya, bukan?" tanya Alfia. Suaranya terdengar mengintimidasi walaupun dia fokus pada pengobatan luka Marina. Gadis itu hanya diam. "Bukankah itu, kamu?" tuduhnya sambil mengangkat wajah, memandang Marina.
Satu sudut bibir Alifia terangkat sekilas lalu kembali fokus pada lukanya. Memang tidak apa- apa tapi ada kemungkinan bisa terjadi infeksi.
"Aku hanya sedikit heran. Bagaimana kamu begitu sigap menarik Seira," kata Alifian. Dia kini hanya menempelkan plester di luka Marina. "Aku tidak akan mengatakan apapun. Hanya dugaan saja, kupikir, ada seseorang yang sengaja melakukan itu pada Seira. Benar, bukan?" tanyanya Serius.
Tapi Marina tetap diam saja, dia mencari waktu untuk menjelaskannya pada Alifia. Gadis itu terlihat bisa dipercaya.
Alifia sendiri tidak menuntut. Dia membereskan kotak obatnya lalu menutupnya pelan. "Aku juga merasa janggal dengan apa yang dialami Seira beberapa hari lalu itu, keserempet mobil."