Lama sekali Alvin diam mendengarkan ocehan Amila.
"Kenapa sih, selalu saja Seira. Apa – apa pasti Seira." Amila kesal sekali dari nada dan rautnya tergambar jelas.
"Jika kamu nggak tahu apa-apa soal Seira, tolong jangan bandingkan. Setiap orang juga pasti punya potensi sendiri. Itu tergantung bagaimana kamu bersikap terhadap orang lain. itulah yang membedakan," katanya berusaha menahan emosi.
Mata Amila mengerjap mendengar penuturan Alvin. Apakah dia salah menyukai seseorang dan ingin orang itu melihatnya barang sekali saja sebab bertepuk sebelah tidaklah enak untuk dirasakan, bukan?
"Kenapa aku harus bandingkan dengan seseorang?" tanyanya lagi.
"Bukankah itu yang kamu lakukan? Membandingkan dirimu dengan orang lain," balas Alvin tak mau kalah. Orang seperti Amila yang hanya ingin dilihat sempurna oleh orang lain, tentu berbeda jauh dengan Seira yang hanya selalu tampil apa adanya.
"Hah! Benar. Anggap saja begitu. Aku juga ingin dilihat orang lain, bukan hanya Seira," katanya.