Seira membawa mobilnya ke halaman sebuah rumah dari deretan rumah lainnya. cukup sederhana tapi asri. Tidak terlalu besar juga, cukup untuk dua kamar dengan kamar mandinya masing – masing. Ruang tamu yang menyatu dengan ruang santai dan dapur yang tidak terlalu di sekat. Itu cukup untuk Alvin tinggal sendiri, bukan. lagi pula, jarang ada yang datang ramai – ramai kecuali Seira dan Arsyid yang sering datang bahkan sesekali menginap juga.
Mobil itu berhenti. Alvin mengucap syukur dalam gerakan bibirnya karena sampai dengan selamat.
" Tunggu sebentar," kata Seira sebelum Alvin membuka pintu mobilnya dan turun. Seira telah lebih dulu keluar dari mobil lalu berlalri kecil menuju sisi mobil lainnya untuk membantu Alvin.
Apa yang di lakukan Seira itu cukup membuatnya terharu. Bagaimanapun Seira adalah seseorang yang selalu perhatian padanya, bahkan saat dirinya sakit seperti ini. Alvin jarang sakit itu sebabnya merasa senang saat Seira ada untuknya.
" Ayo turun. Hati – hati," katanya.