Keluar dari ruang rapat itu Alvin bahkan segera berpegangan pada dinding ketika tubuhnya dirasa limbung nyaris saja ambruk. Kepalanya kian berat bahkan berdenyut hebat. Dalam pandanganya yang berkabut, Alvin melihat bangku tidak jauh di depannya itu. Dia memutuskan untuk duduk lebih dulu di sana menetralkan pandangan dan kepalanya lebih dulu.
Mengatur napasnya yang tiba – tiba terengah, Alvin memejamkan mata beberapa saat lamanya. Dia mencoba tampak baik – baik saja seperti yang selalu dia tampilkan selama ini.
Di antara kesadarannya itu tangan Alvin merayap untuk mencari benda pipih yang dia letakan di saku jas alamamaternya. Membuka matanya untuk mencari nomor kontak yang di tujunya dan segera menekan hubungi.
Beberapa saat menunggu. Alvin kembali memejamkan matanya.
"Ya?" balasnya singkat.