Chereads / Gairah Cinta Duda Tampan / Chapter 16 - GCDT 16

Chapter 16 - GCDT 16

"Saya bisa memberikan mas Roy anak, bisa melayani dia, juga mencintai dia," ulang Tante Vani istri keduanya ayah Rama.

"Berarti saya juga pantas di pertahankan dong," imbuhnya, kakinya yang jenjang berbalut celana kain melangkah ke meja makan dan menjatuhkan bobotnya di sana.

Tangannya dengan gesit membalik piring dan mengambil nasi serta lauk dan sayur yang ada di meja tersebut, mama Abhel geram melihat tingkah madunya.

"Yang sopan kamu!" hardik mama Abhel dengan nada tinggi, "ini rumah suami saya, jadi jaga sikap kamu!" mama Abhel kembali bersuara, namun tante Vani tidak bergeming, dia mengedikkan bahu tidak perduli.

"Ini juga rumah suami saya, kalau anda lupa apa perlu saya ingatkan lagi...."

"Tante jangan membuat mama saya marah!" seru Rama tidak terima, "apa anda ingin menguasai papa saya sendiri? Jangan mimpi!" pekik Rama murka.

"Kamu sarapan saja, tidak usah ikut campur urusan orang tua," tante Vani berkata dengan tenang seakan tidak terpancing dengan kata-kata Rama.

"Saya akan ikut campur karena di sini mama saya yang jadi korban!" sentak Rama kesal dan geram, tante Vani hanya mencebikkan bibirnya lalu berkata, "kamu urus rumah tangga kamu aja ngga pecus, mau ikut campur urusan kami," tenang suaranya terdengar tapi sangat menohok dan membuat Rama kehilangan kata-kata.

"Memang kenapa kalau mas Rama punya istri lebih dari satu? toh dia juga mencintai saya," sahut Raya bermaksud membela sang suami, lagi tante Vani hanya tersenyum dan menggeleng pelan seraya memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"Yakin dia cinta kamu?" tante Vani mencoba mengoyahkan pertahanan kepercayaan diri Raya, tangan Raya mengepal menggenggam sendok sangat erat seakan ingin meremuknya dan membayangkan sendok itu adalah tante Vani.

Benar yang ditanyakan Tante Vani, apakah Rama mencintai dirinya, pasti jawaban nya tidak. Karena Rama mau menikah dengan dirinya itupun dengan syarat, mengingat itu membuat Raya semakin membenci Dea.

"C'k selera anakku memang benar-benar tinggi," Tante Vani berucap seraya menatap ponsel miliknya, "anak kamu laki-laki atau perempuan?" mama Abhel akhirnya bertanya karena penasaran.

Tante Vani menaikkan satu alisnya lalu tersenyum miring, "dia laki-laki, ya seumuran menantu kamu," setelah berkata Tante Vani mengambil tissu dan mengelap bibirnya dan berdiri, sedikit mendorong kursi yang dia duduki lalu memutar tubuhnya dan melenggang pergi.

"Dasar ga sopan!" desis Raya geram.

"Dia punya anak lelaki, seumuran Raya atau Dea?" mama Abhel bertanya sambil beralih menatap sang putra, Rama mengedikkan bahu tidak tahu.

Raya lebih muda dua tahun dari Dea, dan Dea lebih muda dua tahun dari Rama. Jadi Rama dan Raya berselisih umur kurang lebih lima tahun, bukan'kah tadi Tante Vani bilang kalau anaknya seumuran menantu mama Abhel, berarti seumuran Dea, begitu pikir Rama.

Tadi apa Tante Vani bilang, anaknya sedang mengincar seorang wanita, dia kemudian terkekeh. 'Ibunya saja pelakor pasti anaknya pebinor' ucap Rama dalam hati.

Rama terkejut dan hampir jatuh saat Raya memukul pundaknya, "apa sih, Ray," protes Rama kesal.

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri? Tidak gila 'kan?" Raya meletakkan jari telunjuk nya dan membuat miring, Rama kesal dan akhirnya meninggalkan mama Abhel dan Raya.

Rama telah memindahkan barang-barang pribadi miliknya ke kamar tamu yang saat ini dia tempati bersama Raya, Rama benar-benar tidak mau dan tidak suka jika Raya masuk dan melihat isi kamarnya.

Rama duduk di sofa dan memijat kedua pelipisnya, pening rasanya, masalah rumah tangganya belum selesai, kini masalah rumah tangga orang tua nya juga dalam masalah.

Rama tersenyum saat mengingat Dea, istri yang sangat dia cintai. Wanita itu selalu menjadi penyemangatnya, penghibur kala suntuk, kala ada karyawan atau relasi yang membuat dirinya marah atau bad mood. Dan selalu mendukung juga memberi solusi jika tidak ada ide atau mentok.

"Sayang aku merindukan mu, pulang'lah," lirih Rama yang menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, sampai saat ini Rama masih bingung kemana dan dari mana Dea, istri pertamanya bisa kabur? Melalui pintu mana?

***

Waktu berlalu begitu cepat, hari ini hari Sabtu. Rama tidak pergi ke kantor, dia memilih bersantai di rumah, sedang Raya memilih pergi bersama teman-temannya. Saat ini Rama dan Raya masih menginap di rumah sang mama.

Sebenarnya Raya sudah merajuk dan membujuk Rama agar mereka kembali kerumah mereka saja, namun Rama menolak dengan alasan tante Vani seakan semakin merajalela jika mereka meninggalkan rumah ini.

Rama juga ingin menjaga sang mama selama sang adik belum pulang dari belajarnya di kota Jogja. Walau tidak ada pertengkaran atau adu mulut namun perbuatan dan tingkahnya selalu membuat mama Abhel naik darah.

Hari ini tante Vani sudah meminta ijin Tuan Roy untuk mengundang teman-temannya kerumah, biasa arisan ibu-ibu. Mama Abhel yang mengetahui sangat geram, dia merasa ini rumahnya dia tidak suka wanita itu berbuat sesukanya.

Ting, ponsel Rama berbunyi, segera Rama mengambil dan membuka pesan itu siapa tahu penting.

(Kak Rama, kak Dea lagi liburan di Jogja ya? Kok ngga mampir kekost Rani?) pesan dari Rani adik kandung Rama.

Rama mengernyit, (Dea di Jogja? Kapan? Sama siapa saja?) ketik balasan dari Rama, masih centang abu-abu, Rama berdiri dan mondar mandir gelisah.

(Kemarin udah dua atau tiga harian, Rani lupa kak) masih ada tulisan mengetik.

(Banyak, sama teman-teman kak Dea yang sering main sama kak Dea itu lho) balasan dari Rani, Rama mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di keningnya.

Rama segera mengambil laptop dan membukanya tanpa membalas pesan dari sang adik, tangannya lincah menari mencari akun sang istri, senyumnya mengembang kala mendapati istrinya mengupload gambar dirinya sedang di bawah air pancur dengan caption

"AIRNYA DINGIN KAYA HUBUNGAN KITA".

Di sana wanita-nya nampak murung, ada beberapa foto yang dia unggah salah satunya sedang bergandengan dengan Dendi, sahabat Dea yang dia masih beristri. Rama menendang dan memukul udara, tidak terima istrinya di sentuh pria lain.

Nama Laras meng-tak akun Dea dengan gambar, Dea sedang mengendong dan mencium gemas pipi gadis kecil dengan caption " BAHAGIA SELALU TANTE, WE LOVE YOU" di sertai emot love tiga berjajar.

"Huh, ternyata kamu selama ini liburan bersama mereka," Rama terkekeh, jemarinya mengusap foto Dea yang sedang mencium anak Laras, lagi Rama berselanjar di media sosial sang istri mencari informasi keberadaannya sekarang namun tidak ada pembaharuan.

Rama beralih ke akun Laras, baru saja ada pembaruan status, ada foto Dea, Laras dan anaknya, foto si kembar berbeda kelamin dengan pasangan masing-masing, Alex suami Laras dan Dendi di belakang Dea di sebuah pantai Bali.

"Aku menemukanmu, Sayang," desis Rama menyeringai, diraihnya ponsel miliknya yang tadi dia letakkan di meja, menghubungi seseorang.

"Pesankan aku tiket ke Bali, SEKARANG!" perintah Rama pada asisten pribadinya, lalu sambungan itu di putus Rama seketika.