Tinggal lima hari lagi sampai latihan di lapangan. Akhir-akhir ini, Sain tidak melakukan apa pun selain pelatihan sepulang sekolah, dan malam-malamnya sebagian besar dihabiskan di kamar asramanya. Sebagai hasilnya, hiruk pikuk kota akademi terasa cukup nostalgia. Berbeda dengan kampus, di mana ada ketegangan yang konstan dan mendidih di udara, suasana di kota terasa damai. Di luar toko bunga di dekatnya ada pasangan tua yang diam-diam menjelajahi pengaturan. Seorang ibu melewati mereka, memegangi tangan anak kecilnya yang dengan penuh semangat menunjuk ke sebuah warung tusuk daging.
Suasana melambat, dan Sain harus mengingatkan dirinya sendiri untuk menjaga kewaspadaannya ... pada saat itu ia menyadari bahwa di sisinya, Marni tampak gelisah dan terus melihat sekeliling dengan gugup.
"Nona Grim? Apakah ada masalah?"
"T-Tidak ..."
