Ketika dunia akhirnya kembali fokus, sebuah benda berbentuk kerucut muncul di tangannya. Basisnya menghadap menjauh darinya, menyempit ke ujung yang lebih tipis yang terletak di telapak tangannya. Menghiasi itu adalah garis-garis halus yang membentang dari titik tengah ke ujung luar, bertemu dalam pola rumit yang menyerupai mahkota. Dari kejauhan, sepertinya kastil menara putih telah bangkit dari telapak tangannya.
Itu adalah obor, dan dari puncaknya memancarkan cahaya suci.
"Ini adalah..."
Mulutnya tetap terbuka, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar. Dia hanya menatap dalam diam tertegun pada api yang memutih bersinar kuat di dasar kerucut, seolah-olah cahaya itu sendiri telah memadat menjadi materi teraba.