Terdiam sambil mematung di tempat, itulah yang bisa waktu ini aku lakukan. Tanpa berani bicara sepatah katapun, apalagi harus menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh juragan Somad. Andai saja ada seseorang yang membantuku untuk berkata bohong, akan aku wakilkan itu pada dia. Aku sudah sangat capek harus terus berbohong pada mereka, lama-lama dosaku semakin banyak dan tak terhitung pada kedua orang tuaku.
Tidak mungkin dapat termaafkan lagi, andaikan nanti mereka tahu semua itu. Meskipun aku bersujud dan mencium kaki mereka, tidak akan membuat mereka mau memaafkan aku. Dan dosaku pun, tidak mungkin terhapus kan tanpa adanya maaf dari mereka.
Membayangkan hal itu terjadi nanti, membuat netraku berlinangkan air mata. Teringat dengan dosa yang aku sudah perbuat selama ini, karena telah memberikan kesulitan untuk mereka.
