"Saya tahu! saya tahu kamu sangat marah sama mamah, tapi kita melakukan ini semua juga demi Ara." Alexa membungkukkan tubuhnya untuk menyamakan posisi wajahnya dengan ku, pasalnya ingin menatap mataku dari kedekatan.
"Lantas, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Aku sangat ingin membuat dia menyesal karena sudah membuat aku kepanasan. Dia juga sudah mengatakan bahwa Ara mati kelaparan, apa maksudnya semua itu? Apa dia sedang menghina kedua orang tuaku yang miskin dan sudah pasti tidak akan becus mengurus Ara? Mentang-mentang orang berada, bicara seenaknya jidat saja. Aku harus dengar kamu mau apa sekarang?" Balik menekan Alexa Saking kesalnya.
"Saya minta maaf atas sikap mamah! Saya juga tidak harapkan Mamah seperti itu, saya tidak setuju. Saya juga marah sama beliau, tapi….!"
"Tapi apa?" Aku memotong pembicaraan Alexa dengan kesalnya, karena menurut ku Alexa akan membela mamahnya.
