Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Herry Osborn

Harbinger Of Nightmares: I Can Summon Nightmare Creatures

Harry Osborne was one of the Prestigious scientists invited by the US Government to work on a grand project known as the ETSF Project, which was related to a mysteriously extraterrestrial object known as the Star Fragment that had crashed onto the Earth's surface from outer space.  On a normal Monday, while carrying out his research and readings on the Star Fragment, suddenly an unexpected accident occurred causing the fabric of Space-Time around the Laboratory to distort and collapse, leading to the opening of a spatial rift right in the middle of the laboratory which ends up swallowing Harry and the Star Fragment in it.... But miraculously, Harry doesn't die in that horrible accident but finds himself transmigrated into the body of a young man named Aron Smith, in a Fantasy world of sword and magic, ruled by powerful Arcanists and Arcane organizations. As Harry tries to learn more about his current identity, he soon comes across a mysterious fact about Aron...He comes to learn that, Aron who had been driven mad by his inextricable Nightmares, seems to have some sort of deep bond with the Nightmare Realm, a Mysterious and Forbidden Realm feared by even the mightiest Arcanist. After several turns of events, Aron finds himself transported inside the Nightmare Realm where he will have to fight his way out, in order to survive the countless lurking horrors of the Nightmare Realm. Follow Aron as he finds himself turned into a Nightmare Creature by the Nightmare Realm, with a system and lots of broken skills and talents...
Kasimo · 21.2K Views

Andai Takdir Sedikit Mengalah

Sore itu hujan turun dengan derasnya, entah berapa lama aku sudah menunggu di emperan toko. Perasaan bosan mulai datang menerpa, "Eh....." desahku. "Sampai kapan aku harus menunggu??", gumamku. Beberapa lama kemudian, orang yang aku tunggupun akhirnya datang. "Hai ...." sapanya. Senyum simpulnya terlintas di bibirnya. "Sudah lama menunggu y?" tanyaknya, "maaf tadi ada rapat guru kelas dengan wali murid, aku kira tidak berjalan lama, ternyata aku salah, ada beberapa wali murid yg protes tentang kebijakan kepala sekolah.... dst" dia terus saja bercerita tanpa henti tanpa aku gubris karena terlalu lelah menunggu dan sangat lapar. Entah apa yg dia bicarakan, tidak terlalu aku hiraukan. Melihat ekspresi yang nanar menatapnya akhirnya dia berhenti bercerita. Tiba-tiba dia memegang tanganku dan dengan lembut berkata "maaf y sayang, jangan marah, ayo aku traktir makan siang!", katanya sambil tersenyum manis. Akupun jadi tidak berdaya, kupandangi mata coklat kekasihku itu, ada rasa tenang di hatiku. Akhirnya hatiku luluh melihat senyum dan kata-kata manisnya. "Baiklah, aku maafkan, tapi lain kali kalau telat datang tolong SMS aku, jangan buat aku menunggu dan kawatir seperti ini" kataku. "Iya sayang, aku berjanji tidak akan membuatmu menunggu lagi". Jawabnya singkat. Kami pun pergi dari emperan toko itu menuju warung makan terdekat, hujanpun sudah reda sehingga kami tidak perlu menggunakan jas hujan yg sedari tadi sudah dia siapkan. ************** Namaku Nita, usiaku 27 tahun, usia yang sudah layak untuk menikah. Teman - temanku sudah menikah semua, tapi aku sampai usia 27 tahun belum kunjung mendapat jodoh. Hatiku mulai gelisah dan galau, belum lagi pertanyaan dari keluarga, teman dan handai tolan yang selalu bertanyak "Kapan nikah.....?" itu sering membuat Stress. Hingga suatu hari aku bertemu dengan Herri. Herri seorang guru SMP, secara finansial Herri sudah mapan, dan sudah layak untuk berumahtangga. Dia memiliki segalanya tapi entah kenapa dia belum mau menikah. Usia Herri 28 tahun, tampan dan sangat baik hati. Awal kami bertemu di kampus tempatku bekerja. Herri hendak melanjutkan kuliahnya kejenjang yang lebih tinggi yakni S2. Ketika hendak pulang, secara kebetulan kami bertemu di tempat parkir dan mungkin ini yang namanya jodoh, aku kesulitan mengeluarkan motor dari tempat parkir dan Herri datang menolongku. Dari sanalah perkenalan kami bermula, dari awalnya cuma teman, kemudian teman curhat, sahabat dan akhirnya menjadi sepasang kekasih. Hari - hari kami lewati dengan tawa canda, kesal, marah, cemburu dan segala perasaan yang biasa di alami oleh sepasang kekasih. Hubungan kami berjalan mulus dan baik - baik saja, aku memperkenalkannya dengan orang tua dan keluargaku, begitu juga dia, dia memperkenalkanku dengan kedua orang tua dan keluarganya. Semua berjalan lancar, hubungan kamipun semakin serius, rencana pernikahan pun sudah mulai sering di bahas. Disetiap doaku selalu ada namanya, semoga Allah menjodohkan kami, mempersatukan kami dalam bahtera rumah tangga. Bulan - bulan berlalu, kata orang, setiap pasangan yang hendak menikah selalu ada cobaan, tidak terkecuali hubunganku dengan Herri. Satu persatu cobaan mulai menerpa hubungan kami, akupun lebih sering meneteskan air mata bila bersama dari pada tertawa. Keyakinan ku akan cintanya mulai goyah dengan hadirnya perempuan lain di hatinya. Perempuan yang merupakan cinta pertamanya dan sampai saat ini belum bisa dia lupakan. Hatiku hancur, perih rasanya mengetahui laki-laki yang aku cintai dan hendak aku nikahi ternyata masih memendam rasa di hatinya untuk wanita lain. Setiap malam aku menangis, bingung untuk membuat keputusan. Haruskah aku melanjutkan rencana pernikahanku dengan Herri? atau aku harus mengakhirinya dengan segala konsekwensinya?
Warni_3016 · 18.2K Views

Last Second

In the post-apocalyptic wasteland, young Chen Zhe found himself on the run after robbing supplies from the Mo gang. Despite the dire situation, he remained humorous and cheerful. One day, while evading pursuers in an abandoned city, he heard hurried footsteps behind him. Turning around, he saw the Mo gang's leader, Mo Bang, leading the chase personally. "Wow, Mr. Mo, your gang really goes all out! So many people just to catch little old me!" Chen Zhe said with a grin, as if he were chatting with an old friend. Mo Bang sneered, "Kid, today is the day you die!" "Die? I don't think so." Chen Zhe's eyes twinkled as he grabbed a metal rod from the rubble and assumed a fighting stance. Mo Bang motioned for his men to attack. Chen Zhe, agile and quick, darted among the ruins, using the obstacles to his advantage. He constantly taunted his pursuers with his humor. "Oops, sorry, I run pretty fast. Hard to catch, huh?" he teased while dodging their blows. After a fierce battle, Chen Zhe saw his chance to escape. He climbed into an abandoned car, started the engine, and sped away. Mo Bang and his men could only watch in frustration as Chen Zhe disappeared into the distance. "Chen Zhe, next time you won't be so lucky!" Mo Bang shouted angrily. Chen Zhe laughed from the car, "Next time? I'll have an even better show prepared for you!" And so, Chen Zhe continued his adventures in the wasteland, using his humor and wit to escape danger time and again, becoming one of the most unique survivors in this desolate world.
Herry0802 · 9K Views
Related Topics
More