Eric tertawa terpingkal-pingkal mendengar pertanyaan Rena. Lelaki itu mengambil mangkuk ramen yang sudah kotor lalu ganti menyodorkan gelas berisi teh hangat.
"Terserah mau anggap aku apa. Sesukamu saja."
"Eh, tidak bisa begitu. Harus jelas kau ini apa." Rena berkeras.
"Siapa." Eric mengoreksi. "Aku jelas berwujud manusia."
"Tapi kekuatanmu sedikit tidak masuk akal dimiliki manusia," sanggah Rena. "Kau menggendongku dan Yamato dengan sangat mudah. Jangan kira aku tidak mengamatimu."
"Memangnya apa yang kau amati?"
"Kau tidak tampak kelelahan sama sekali. Biasanya orang akan ngos-ngosan jika menggendong sambil berlari seperti kemarin." Rena memberikan penilaiannya.
Eric tertegun. Dia terlalu emosional kemarin sampai melupakan detail-detail macam itu.
Ya, dia emosional sebab dia telah menemukan orang yang mampu berteriak di dalam kepalanya. Semenjak kematian Hee Young, Eric memang sengaja menutup kemampuannya untuk mendengar isi kepala orang lain.