"Jagganim?" seru Haes-sal kaget mendapati sosok penulis naskah dramanya berjalan memasuki ruangan. Malaikat itu terhuyung dan baru menyadari di mana dirinya berada.
Dia tak asing dengan interior ruangan ini. Pemahaman berangsur-angsur datang. Kepalanya menggeleng-geleng pelan. Dia terkesima oleh penyamaran yang sangat sempurna.
Wanita paruh baya itu melepas kacamata. Di belakangnya mengekor sosok mungil yang sangat dirindukan Haes-sal.
"Hee Young?" Haes-sal melepas gaenari dan langsung menghampiri kekasihnya. Direngkuhnya tubuh mungil itu dalam pelukan dan menghujaninya dengan ciuman bertubi-tubi. "Kau tak apa-apa, Chagiya?"
"Tak apa-apa. Kau bagaimana?" Hee Young menangkup kedua pipi Haes-sal.
Namun, kesiap kerasnya segera terdengar di ruang duduk rumah Jagganim. Penuh kecemasan dia membelai sayap Haes-sal yang rusak.
"Sayapmu ...," ucap perempuan itu panik.
"Aku tak apa-apa." Haes-sal mendaratkan ciuman lama di bibir Hee Young. "Ini hanya sayap, Hee Young."