Haes-sal menggeram murka. Dia tidak pernah menyangka jika Rea akan bertindak senekat ini. Malaikat itu tidak sungkan-sungkan menggunakan kekuatannya pada Rena, wanita yang notabene sangat dilindungi oleh Haes-sal.
Sayap putih miliknya terkembang lebar. Haes-sal menyepak tanah kuat-kuat, menjadikannya landasan pacu, dan segera memelesat terbang ke arah Rea.
Dia anti menggunakan senjata pada lawan jenis. Karena itu, Haes-sal tetap menyimpan gaenari-nya dan menyerang Rea dengan tangan kosong.
Malaikat wanita itu ternyata sudah mengantisipasi pergerakan Haes-sal. Mulut Rea komat-kamit. Tangannya membuat gerakan serupa pola tribal di udara. Kemudian, muncullah perisai api yang menghambat laju Haes-sal.
"Kenapa kau tak menyerah saja, Haes-sal. Kembalilah ke Langit, menikahlah denganku, dan aku tidak akan mengganggu wanita bumi itu." Rea berseru lantang seraya merentangkan perisai apinya menghadapi pukulan Haes-sal yang bertubi-tubi.