Dari atas puncak gedung tertinggi, dua sosok terlihat duduk santai di pagar pembatas rooftop. Kaki mereka terjulur, sesekali terayun-ayun santai. Tidak ada pengaman yang mereka kenakan. Namun, dua sosok itu sama sekali tidak merasa takut jatuh.
"Ini mulai menarik, Yang Mulia."
Hwanung mengangguk setuju pada istrinya. Mereka tengah menonton pameran kemesraan yang ditunjukkan Haes-sal di ruang tertutup.
"Kita selalu mengusik privasi jenderal kesayanganmu itu." Hea terkikik geli. "Tapi dia sangat manis. Sangat lucu melihat malaikat itu tidak berkutik di depan Rena."
Hwanung tersenyum. Matanya masih terpaku ke bawah. Ke tempat di mana Haes-sal tengah meyakinkan wanita bumi-nya untuk bersedia berpacaran di belakang layar.
"Rea bisa mengamuk habis-habisan," komentar Hwanung. "Malaikat itu punya kekuatan luar biasa untuk mengutuk. Aku tidak bisa membayangkan jika Rea sampai mengetahui pengkhianatan tunangannya."
"Aku di pihak Haes-sal," ucap Dewi Hea sekonyong-konyong.
