Setelah sampai habis memuji masakan yang memang Hikma buat tadi, adik Hikma berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Sedangkan kini sudah ada beberapa orang yang ingin mencucikan bajunya ke Hikma, ada juga yang ingin mengambil baju setelah sekian lama Hikma tinggal karena diirnya sakit. Semua orang sangat puas dengan apa yang Hikma kerjakan.
Bu rt :" Hikma, saya mau mengambil baju saya yang kemaren. Dengan-dengar kamu sakit ya. Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah sudah membaik."
Hikma :" Iya bu saya kelelahan dan sekarang sudah membaik. Sudah jauh lebih baik tentunya bu. Ini bajunya dan ini struk pembayaranya."
Bu rt akhirnya memberikan uang 100 ribu untuk Hikma. Katanya itu sekalian untuk beli vitamin dan bisa menjadi ongkos adiknya bersekolah.
Bu rt :" Ini saya kasih lebih kepadamu, karena keluarga saya sangat cocok mencuci disini. Saya akan menjadi langganan tetap disini. Ini sisanya untuk mu membeli vitamin dan untuk ongkos adikmu. Dan aku titip lagi ini ada 3 plastik tolong dikerjakan ya. Aku sudah memisahkan sesuai bahanya"
Hikma :" Terima kasih banyak bu. Terima kasih atas rezekinya, semoga Tuhan menggantinya dengan yang jauh lebih banyak. Saya terima bajunya dan akan segeera saya kerjakan"
Ibu rt itu akhirnya pergi dari rumah Hikma, sedangkan adiknya dan juga Bondan masih berada di dalam rumah menunggu izin dan restu dari Hikma. Karena pagi itu hikma ada rezeki maka sesuai permintaan bu rt, Hikma memberikan sebagian uangnya untuk ongkos adiknya ke sekolah.
Walau tidak banyak yaitu per anak hanya kebagian 5ribu tetapi ternyata hal tersebut sudah jauh lebih di syukuri semua adik Hikma tersebut. Mereka sangat senang dan bahagia karena pagi ini mereka bisa membawa uang saku ke sekolah.
Ada yang berteriak ingin membeli cilok, ada juga yang ingin membeli buku, bolpoin atau juga majalah. Atau ada juga yang berteriak sebagian uang etrsebut akan ia tabung dan saat lebaran akna di pecah untuk menjenguk ayah mereka yang berada jauh dari mereka kini. Ayah yang sama sekali tidak memperdulikan anaknya tersebut sebenernya tidak pantas disebut dengan nama ayah. Mereka lebih pantas mendapatkan title pengecut dan juga pecundang.
Bondan tersenyum melihat semua polah adik Hikma yang sangat menggemaskan tersebut. Semuanya berteriak dan terlihat sangat baagia karena Hikma memberi mereka ongkos 5 ribu per anak. Padahal menurut Bondan uang segitu tidak cukup untuk membeli hal yang lebih. Tetapi trenyata dimata mereka nilai 5 ribu rupiah ini sangat berarti dan sangat besar.
Bondan :" Ayo kakak antar kalian sampai di sekolah, seklaian kak Bondan juga mau pulang karena harus ke perusahaan. Katanya ada masalah yang harus di selesaikan dengan segera"
Adik-adik Hikma tampak sangat bahagia mereka bisa diantarkan ke sekolah mereka dengan menaiki mobil mewah. Mereka berfikir sekarang tidak ada yang mampu menghina mereka karena tidak punya. Toh pada kenyataanya mereka bisa ke sekolah dengan naik mobil.
Hikma :" Ada apa dengan perusahaan? Apakah sedang ada masalah yang berat dan harus diselesaikan sekarang juga?"
Bondan :" Aku juga kurang mengerti nona apa yang sebenarnya terjadi karena aku juga hanya baru di televon sekertarisku pagi tadi untuk merapat ke perusahaan karena ada sebuah masalah yang memang harus aku tangani. Ayah tadi juga sempat menyambung televon karena perusahaan kini sedang berada di puncak kebinasaan. Jika aku tidak segera menyelesaikanya maka perusahaan akan mengalami kemunduran bahkan parahnya nanti semua karyawan akan mengalami phk"
Hikma :" Jaga kondisi dan kesehatan ya, tetap jaga ibadah. Semoga bukan masalah yang besar dan langsung mampu ditangani olehmu tersebut."
Bondan :" Siap laksanakan komandan, aku akan selalu menghubungimu. Kalau sudah selesai semua masalahnya dan sudah menemukan jalan keluarnya aku akan segera menemuimu"
Hikma akhirnya tersenyum dan satu persatu adiknya kini sedang bersalaman dengan nya untuk meminta doa karena mereka akan pergi ke sekolahan mencari sebuah pengetahuan ilmu yang bisa membuat mereka menjadi seseorang yang lebih berarti kedepanya.
# Dari sekian banyak harapan seseorang hanya selalu imgin dihargai, walau dirinya lupa bagaimana menghargai seseorang yang juga hal tersebut sebenarnya sangat penting baginya. Katanya, seseorang yang ingin dihargai harus mempu menghargai terlebih dahulu.#
Bondan akhirnya pamit dan membawa adiknya untuk diantarkan ke sekolahnya masing-masing. Dari yang paling besar yang sekarang sudah duduk dibangku kelas 2 smp sedangkan adiknya masih duduk di kelas bawahnya. Dan hasan yang paling kecil kini masih duduk dibangku kelas 2 sd. Hikma berhasil mendiidk adiknya itu menjadi siswa yang berprestasi.
Selama berturut turut mereka semua sellau mendapatkan nomor satu di kelas bahkan ketika diacak secara pararel. Hikma yang memang selalu mengajari mereka tentang arti berjuang yang sesungguhnya, dengan hal tersebut adik Hikma akan sangat menghargai kakaknya dengan cara belajar dengan giat dan tekun hingga menjadi kebanggaan kak Hikma.
Satu persatu dari mereka sudah berhasil Bondan antar ke sekolah masing-masing dengan selamat dan tanpa ada sebuah kendala apapun. Mereka terlihat sangat bahagia ketika diantar oleh Bondan menggunakan mobil yang memang tidak kalah dengan mobil temanya yang selalu menindas mereka.
Hasan :" Kak terima kasih banyak atas tumpanganya ya, semoga semua kebaikan kakak Tuhan balas dengan yang jauh lebih indah dan juga baik. Semoga kak Hikma juga segera menerima kakak. Aku sangat berharap kak Hikma bisa selalu bersama dengan kak Bondan. Doain Hasan ya agar hasan menjadi anak yang bermanfaat dan menjadi kebanggaan kak Hikma "
Bondan tanpa menjawab apapun, hanya mencium rambut Hasan yang memang sudah sangat rapi tersebut. Rambut Hasan juga berhasil di acak-acak oleh Bondan karena Bondan gemas dengan perilaku adek tersebut, sangat cerdas dalam berbicara sehingga membuatnya sangat bangga.
Hasan akhirnya keluar dari mobil dan masuk ke dalam sekolahnya tersebut yang memang sudah ditunggu satpam yang berjaga didepan gerbang.
Satpam :" Selamat pagi Hasan, siapa yang mengantarkanmu menggunakan mobil tersebut? Pagi ini kamu aman dari omelan guru bk karena kamu aman dan tidak terlambat seperti biasanya"
Hasan hanya tersenyum mendengar ucapan satpam tersebut. Hasan langsung masuk ke dalam kelasnya dan membuka buku yang dibawanya tadi. Mengecek kembali apakah ada yang tertinggal atau aman semuanya.
Setelah mengecek dan mendapati semua barangnya aman akhirnya Bondan menuju ke kantin untk membeli bolpoin karena tinta yang ia punya hanya tersisa sangat sedikit.
Petugas kantin :" Selamat pagi Hasan, kamu mau cari apa hari ini? Tetapi sudah tidak ada lagi hutang yang bahkan kamu sendiri tidak akan mampu membayarnya"
Hasan akhirnya tersenyum dan memberikan uangnya kepada petugas knantin dan meminta sebuah bolpoin.