Chapter 9 - Di Hadang

"Kalau begitu bersiaplah untuk mati ...!" Mata mereka semua mulai memerah saat mencium bau darah segar dari tubuh Chloe dan Valen.

Seketika Chloe bergidik ngeri saat melihat mata dan wajah pucat mereka. Begitupun dengan Valen, ia bisa merasakan kalau para lelaki itu bukan manusia biasa. Walaupun ia tidak percaya dengan keberadaan makhluk mistis.

"Tunggu ... !" Valen segera keluar dari mobil. "Jangan sakiti dia! Karena yang kalian cari adalah aku!"

Sekumpulan Vampir itu menjadi gila saat melihat Valen.

"Nona .... Siapa yang menyuruhmu keluar? Cepat masuk!" Kata Chloe dengan cemas.

Tepat saat itu, Chloe mendapatkan serangan dari salah satu dari Vampir itu, Namun, Chloe bisa menghindar saat mereka ingin menggigit nya.

"Dia bukan manusia ... Apa mungkin mereka sekolompok Vampir?" Chloe menyadari kalah lawannya bukanlah manusia biasa.

"Nona ... Pergi dari sini! Mereka bukan manusia!" Teriak Chloe.

Valen tidak menghiraukan kata-kata Chloe karena tidak ingin percaya. Jika dia percaya itu artinya dia mengakui kalau dirinya juga bukan manusia karena sudah membunuh Thomas. Tapi, benarkah dia yang membunuh Thomas?

"Aaarggghh .... " Chloe berteriak saat Vampir itu behasilr menggigit tangannya.

"Tidak ... ! "Valen berteriak sembari berlari menghampiri Chloe. Namun, tangannya di tarik oleh Vampir yang lainnya.

"Lepasin aku! "Valen mencoba melepaskan dirinya karena ketakutan.

"Jangan bawa dia ... "Chloe berhasil memukul Vampir yang menggigitnya lalu berlari mengejar Valen sambil manahan rasa sakit di lengannya.

Chloe juga tidak lupa mengikat lengannya agar virus Vampir tidak menggerogoti tubuhnya yang akan membuatnya berubah menjadi Vampir. Chloe tidak ingin menjadi Vampir.

"Kalian terlalu kasar pada wanita lemah seperti dia!"

Para Vampir itu berhenti saat melihat seorang lelaki menghadang jalan mereka.

"Bukankah kamu lelaki sombong itu?" Tanya Valen dengan tatapan tajam kearah Justin.

"Kamu memang manusia lemah yang sangat merepotkan! Tidakkah kamu tahu siapa mereka?" Ucap Justin.

Valen terdiam. Sementara itu Chloe juga berhenti setelah melihat Justin. Ia berharap kalau Justin bisa menolong mereka. Tapi, apakah mungkin? Bukankah Justin juga manusia biasa? Pikir Chloe.

"Jangan halangi kami! Karena kamu harus melaksanakan perintah dari tuan kami untuk menangkap nya hidup-hidup! Jadi, kami tidak butuh darahnya atau memakannya!"

Valen terkejut. Ia tidak percaya kalau berita yang kemarin benar.

'Apakah mereka Vampir atau manusia serigala? Apakah mereka benar-benar ada?' Batin Valen dengan gemetar.

"Jangan halangi kami jika kamu tidak mau menjadi santapan kami!" Teriak salah satu Vampir itu.

'Dasar Vampir lemah ... ' Setelah membatin, Justin segera berlari dengan kecepatan kilat. Ia lalu menarik Valen dari genggaman semua.

Untuk kedua kalinya Valen dikejutkan oleh Justin.

Para Vampir itu pun mengamuk. Mereka lalu menyerang Justin. Seketika Justin mengangkat tubuh Valen lalu memberikan pukulan kepada mereka semua.

Valen menutup matanya karena ketakutan. Ia membenamkan wajahnya di dada Justin dengan gemetar.

'Kenapa aku tidak bisa mendengar detak jantungnya? 'Batin Valen sembari meraba dada Justin dengan heran. Untuk kedua kalinya Valen tidak merasakan adanya detak kan jantung.

'Mungkinkan dia juga Vampir! Aku pernah membaca kalau Vampir tidak memiliki jantung 'Batin Valen sembari Bergidik ngeri

Beberapa saat kemudian semua Vampir itu itu terkapar di tanah.

Chloe yang sedari tadi mengamati sambil memegang lukanya tercengang melihat kecepatan gerakan Justin yang tidak bisa di cerna oleh logikanya.

'Siapa dia?'Batin Chloe dengan heran.

Setelah semua Vampir itu kalah, Justin melepaskan tangannya dari pinggang Valen yang masih memejankan matanya.

"Sudah aman!"Ucap Justin.

Valen membuka matanya perlahan lalu menatap keberbagai arah. "Dimana mereka?"

"Sudah hilang ... " Jawab Chloe sembari menghampiri Valen.

Melihat darah Chloe yang mengalir, Justin sedikit tergoda, namun, ia segera memalingkan wajahnya. "Aku pergi!"

"Tunggu!" Valen mengejarnya lalu memegang tangan Justin. Seketika Justian gemetaran.

"Singkirkan tanganmu dariku!" Kata Justin dengan suara yang berat.

Valen langsung melepaskan pegangannya." Aku ingin berterimakasih untuk kesekian kalinya!"

"Tidak perlu. Lebih baik kamu segera tinggalkan tempat ini!" Setelah mengatakan itu Justin segera pergi meninggalkan Valen dan Chloe dengan perasaan yang mulai aneh.

Valen hanya bisa cembrut melihat Justin mengabaikannya lagi.

"Nona ... Ayo kita pulang! Tuan sudah menunggu kita! Jangan sampah dia khawatir!" Kata Chloe.

Dengan berat hati, Valen mengangguk. Mereka pun pulang menggunakan Taxi karena ternyata supir yang tadi membawa mereka adalah anak buah dari Tuan Rafael.

Sementara itu Tuan Stevan berdiri di depan pintu menunggu anak gadisnya pulang. Karena menurut laporan dari Chloe mereka akan pulang malam ini.

"Tuan ... Apakah kita bisa bicara?" Tanya Ricard yang merupakan asisten pribadi Tuan Stevan.

"Ikuti aku!" Tuan Stevan melangkah pergi dari depan pintu karena ia tahu kalau Ricard pasti akan membicarakan hal penting.