Chapter 11 - Tidak Takut.

"Walaupun kamu Vampir, aku tidak akan pernah menyerah!" Kata Stevan dengan tegas.

Rafael sangat marah dan membenci sikap Stevan yang tidak kenal takut.

"Kalau begitu aku akan menggigit mu agar kamu menjadi bagian dariku. Kamu tidak akan bisa melihat matahari lagi dan akan selalu haus jika tidak minum darah manusia!" Setelah mengatakan itu Rafael segera bertindak dengan gerakan cepat ia mencengkram leher Stevan.

Sekuat tenaga Stevan mendorongnya.

"Jangan harap kamu bisa menjadikan aku budak mu!" Ucap Stevan dengan susah payah.

Tepat saat itu tubuh Rafael terhempas jauh setelah terkena pukulan dari seorang perempuan yang tiba-tiba muncul di depan Stevan.

"Ahhh ... " Rafael meringis karena pukulan yang dia terima sangat keras.

"Siapa kamu?" Tanya Rafael dengan kesal.

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku! Yang jelas adalah aku akan memusnahkan semua Vampir yang ada di muka bumi ini. Termasuk kamu!" Jawab perempuan itu sembari memperlihatkan tatapan matanya yang kecoklatan.

Stevan masih terdiam di tempatnya. Ia tidak mengerti dengan apa yang mereka berdua bicarakan.

Rafael menyeringai kearah perempuan itu sembari berpikir kalau perempuan itu bukan tandingannya sehingga ia tidak perlu bantuan untuk melawannya.

Tanpa menunggu lama, Rafael segera berlari menyerang perempuan itu.

Stevan mulai cemas melihat perempuan itu akan di serang. Namun, perempuan itu justru tersenyum sehingga Stevan terlihat cemas dan bingung.

"Nona ... Sebaiknya kita lari!" Bisik Stevan setelah ia berhasil berdiri lagi.

"Diam kamu! Lebih baik kamu membantuku dari pada banyak bicara!" Kata perempuan itu tanpa menoleh kearah Stevan.

"Apa yang bisa aku bantu?" Tanya Stevan.

Perempuan itu pun memberikan segenggam bawah putih sembari berkata, "Masukkan bawang putih ini ke mulutnya saat ia menyerang ku! Jika kamu manusia pintar tentu kamu tahu bagaimana caranya."

"Akan aku coba! Tapi bolehkah aku tahu siapa namamu?" Ucap Stevan.

"Panggil aku Belle ... " Kata Belle tanpa banyak kata. "Ahhh ... " Belle kesakitan saat lehernya di cekik oleh Rafael saat ia meladeni Stevan.

"Gadis bodoh sepertimu berani sekali menantang ku. Aku akan tunjukkan padamu betapa kuatnya seorang Vampir!" Ucap Rafael dengan mata merah menyala.

Seketika itu Belle memberikan isyarat kepada Stevan. Ia pun segera melakukan sesuai dengan perintah Belle.

"Ahhh ... "Rafael langsung mundur saat bawah putih itu masuk ke mulutnya.

Seketika tubuhnya melemah. Kesempatan itu digunakan Belle untuk membawa Stevan pergi.

Setelah hari itu Stevan dan Belle menjadi dekat dan Stevan membawa Belle tinggal di pusat kota B.

Stevan dan Belle memutuskan untuk menikah setelah melewati beberapa waktu bersama.

"Apakah kamu yakin akan menikah denganku?" Tanya Belle sembari menatap tajam kearah Stevan.

"Tentu saja. Aku butuh seorang istri untuk menemaniku di rumahku yang luas ini." Jawab Stevan dengan percaya diri.

"Kalau begitu kamu harus tahu siapa aku. Aku harap kamu tidak melarikan diri setelah tahu." Belle menarik nafas dalam sebelum ia melanjutkan kata-katanya.

"Katakanlah!" Stevan duduk di samping Belle sambil meremas tangan perempuan yang ia cintai itu. Walaupun sebenarnya Stevan sudah mengetahui identitas nya.

Belle sedikit gugup dan khawatir Stevan akan meninggalkan nya karena ia juga sudah terlanjur jatuh cinta pada Stevan sehingga ia melupakan dendam Pack- nya pada Klan Vampir.

"Aku bukan manusia biasa. Lebih tepatnya aku adalah Manusia Serigala. Sebenarnya aku memiliki tugas untuk balas dendam dengan Klan Vampir. Jika pemimpin mereka yaitu Raja Erick tahu aku masih hidup, maka dia pasti akan mencari ku dan membunuh ku!" Kata Belle dengan pelan.

Stevan pura-pura terkejut seolah tidak menyangka kalau wanita yang dia cintai adalah manusia serigala.

"Apakah kamu masih tetap ingin menikahi ku?" Tanya Belle dengan harap-harap cemas.

"Kita bahas soal manusia serigala dan Vampir nanti saja. Sekarang kita harus menikah dulu agar aku bisa melindungi mu. Aku juga akan memikirkan bagaimana cara untuk melawan Vampir itu!." Kata Stevan sambil tersenyum.

Stevan yang sudah terlanjur jatuh cinta tidak perduli dengan identitas Belle.

"Terimakasih karena kamu sudah mau menerimaku dan memikirkan bagaimana caranya aku harus menang melawan Raja Vampir walaupun kemungkinannya sangat kecil. Sekarang aku sudah yakin untuk menikah denganmu!" Kata Belle sembari memperlihatkan senyumannya yang manis.

Setelah percakapan singkat itu, pernikahan mereka pun di gelar dengan sangat megah.

Semua kerabat dan rekan bisnis Stevan datang memberikan selamat dan membawa kado.

Kecantikan Belle menjadi bahan pembicaraan diantara para tamu. Namun, Stevan membuat aturan agar setiap tamu tidak boleh mengambil foto Belle.

Ia juga melarang wartawan untuk datang ke pestanya karena Stevan khawatir akan ada Vampir yang hidup diantara manusia biasa dan menemukan Belle.