Chapter 29 - Hanya Mimpi

"Ayah ... " Teriak Valen kembali untuk yang kedua kalinya dan lebih keras.

"Valen ... Bangun!" Suara Tuan Stevan yang kesekian kalinya membuat Valen tersentak kaget dari tidur panjangnya dan keluar dari mimpi yang mengerikan itu.

"Ah .. " Nafas Valen terenggah-enggah dan keringatnya bercucuran seperti orang yang baru saja berlarian.

"Valen ... Apa kamu mimpi buruk? Kenapa kamu menangis? Apakah karena Ayah menamparmu semalam?" Tanya Tuan Stevan dengan cemas.

Suara Ayahnya, Valen langsung menoleh kearah kanan. Matanya yang memerah dan pipinya yang basah oleh air mata membuatnya terlihat sangat buruk.

"Ayah ... " Tanpa mengatakan apapun, Valen langsung memeluk Ayahnya sambil menangis.

Tuan Stevan menepuk bahu putrinya dengan bingung.

Sesaat kemudian, Valen lebih tenang. Ia lalu melepas pelukannya dan mendongak menatap wajah ayahnya.

"Apakah aku ada di kamar?" Tanya Valen dengan suara yang lemah.

"Iya sayang. Kamu baru saja terbangun. Sepertinya kamu sudah mengalami mimpi buruk. Ayah datang ke kamarmu hanya untuk melihatmu tidur, tapi Ayah kaget saat melihatmu menangis. Kamu mimpi apa?" Jawab Tuan Stevan.

Valen terdiam. Ia tidak berpikir kalau apa yang sudah ia alami adalah mimpi buruk.

'Tidak mungkin hanya mimpi. Aku merasa apa yang aku lihat adalah sebuah kenyataan. Tapi, jika aku ceritakan sama Ayah, kemungkinan dia tidak akan percaya. Sebaiknya aku rahasiakan dulu sampai ada orang yang bisa menjelaskan arti mimpiku!' Batin Valen.

"Sayang ... Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Tuan Stevan dengan cemas.

"Iya. Aku baik-baik Saja!" Jawab Valen.

"Baiklah, sekarang kamu bangun dan segera mandi! Ayah akan mengantarmu ke kampus!" Kata Tuan Stevan dengan lembut.

"Bukankah hari ini adalah hari minggu?" Tanya Valen dengan bingung karena ia belum melihat kalender.

"Kamu masih muda tapi kamu sudah menjadi pelupa. Hari ini adalah hari Kamis.  Jadi, kamu harus kuliah sayang! Atau, kamu mau langsung bekerja di kantor Ayah!"

Valen langsung menggeleng karena dia tidak mau bekerja di kantor ayahnya. Dan dia tidak mau dikenal sebagai anak dari Stevan Collin yang merupakan Mafia yang paling di takuti di negara itu.

"Kalau begitu, cepat bangun dan siap-siap! Chloe yang akan mengantarmu karena Sepertinya kamu belum mau diantar oleh ayah!"

"Iya. Aku akan mandi sekarang!" Valen pun turun dari ranjang lalu bergegas menuju kamar mandi.

Tuan Stevan merasa ada yang aneh dengan Valen.

'Sepertinya mimpi Valen ada hubungannya dengan manusia serigala. Tapi,  apa mungkin mereka mendatangi Valen lewat mimpi? Tapi, kenapa Valen tidak menceritakan apapun padaku? Biasanya dia selalu bercerita.'Batin Stevan.

Setelah membatin, Tuan Stevan pun langsung keluar dari kamar Valen dengan membawa rasa penasaran nya.

Stevan sangat khawatir jika anaknya kembali kepada Pack-Nya untuk di jadikan alat balas dendam pada bangsa Vampir. Oleh karena itu ia tidak akan membiarkan nya terjadi.

Sesaat Kemudian, Valen selesai mandi. Tepat saat itu suara ponsel nya berbunyi dan itu dari sahabat baiknya yaitu Hana.

"Halo?" Sapa Valen setelah menggeser icon berwarna hijau di ponselnya.

"Halo ... Valen, apakah kamu kuliah hari ini setelah lama mengurung diri di rumah?" Tanya Hana.

"Iya. Aku baru saja selesai mandi. Bagaimana denganmu?" Tanya Valen.

"Aku juga kuliah hari ini. Tapi, apa aku boleh satu mobil denganmu? Soalnya mobilku ada di bengkel."

"Iya. Kamu datang saja ke rumahku! " Jawab Valen dengan senang hati.

"Oke. "

Hana adalah tetangga sekaligus sahabat baiknya sejak kecil. Valen sangat menyukai Hana yang lemah lembut dan baik hati itu. Namun, sejak kejadian di gunung mereka di larang bertemu oleh orang tua Hanna karena Valen dianggap berbahaya seperti ayahnya.

Diwaktu yang sama, Justin sedang berdiri di depan jendela ruang kerjanya.

Tepat saat itu Mike  datang menghampiri nya.

"Saya sudah menemukan informasi lengkap tentang Tuan Stevan Collin dan anaknya.  " Kata Mike.

Justin melirik Mike tanpa ekspresi."Katakan!"

"Tuan Stevan adalah manusia yang paling di takuti di dalam dunia kejahatan. Ia memiliki kekayaan yang melimpah dari berbagai jalur. Ada yang ilegal dan ada yang legal. Informasi pribadi nya sangat di rahasiakan termasuk keberadaan anak perempuan satu-satunya. "Kata Mike.

"Siapa nama anaknya?"

"Namanya  adalah Rafela Valen!" Jawab Mike sembari menyerahkan foto Valen pada Pangeran Justin.

Seketika itu, Justin menarik nafas dalam karena dugaannya selama ini benar. Kenyataan terlalu pahit untuk dia terima karena Valen adalah wanita yang dia cintai.

'Akankah cinta dan tugas bisa menjadi satu jalur? Aku tidak mungkin membunuh Valen.'Batin Justin sembari mengepal tangannya. 

"Nona Valen masih kuliah di salah satu universitas ternama di negeri ini. Tapi, dia selalu di jaga ketat oleh pengawalnya!" Kata Mike menambahkan informasi nya lagi.

"Baiklah, kamu bisa keluar sekarang!" Kata Justin sembari memalingkan wajahnya. 

"Baik bos!"

Setelah Mike pergi,  Justin terdiam sambil menatap foto Valen. Seketika itu ia teringat pada gadis yang pernah dia cintai dan berasal dari bangsa manusia.

Flash Back.

Seratus  tahun yang lalu.

Pangeran Justin tidak bisa menahan diri di Istananya ketika ia mendengar kalau Raja Erick tidak mengizinkannya untuk menjalin hubungan dengan manusia.

'Aku sudah memikirkan hal ini berhati-hari. Dan sekarang aku memutuskan untuk melakukan sesuai rencana ku!' Batin Pangeran Justin.

Setelah membatin, Pangeran Justin segera menemui gadis pujaan hatinya yaitu Gabriel.

Dengan kekuatannya, Pangeran Justin membawa Gabriel ke rumah pribadinya.

Tidak membuang-buang waktu, Pangeran Justin pun langsung menggigit leher Gabriel setelah melalui pertimbangan yang matang.

Setelah tiga hari, Gabriel belum juga sadar dan dia mengalami demam yang sangat tinggi sebagai pertanda proses perubahan statusnya dari manusia menjadi vampir sedang berlangsung.

Dan inilah yang diharapkan oleh Pangeran Justin. Ia ingin Gabriel menjadi bangsa vampir seperti dirinya agar ia bisa punya alasan kuat untuk memiliki gadis itu seutuhnya. Agar perbedaan yang semula menghalangi niatnya hilang.

Pangeran Justin sangat mencintai Gabriel yang merupakan gadis dari desa dan anak seorang petani yang cukup kaya di desa itu.