"Tapi, aku tidak mungkin kesana karena Ibu mengawasi ku. Dia tahu jadwal kuliah ku. Dan yang lebih parah, jika ibu tahu tentang Mayat wanita dan perempuan yang ada di tempat kakak, kemungkin Ibu akan mengirim ku ke tempat yang sangat mengerikan. Aku tidak mau itu terjadi! Aku mohon tolong aku kakak!" Vico berusaha membujuk Quinsha dengan keluhan nya yang menyedihkan.
Vico sangat mengenal kakak nya yang tidak mungkin tega melihat nya dalam kesulitan.
"Baiklah, aku akan menolong mu! Tapi, kamu harus berjanji akan mengabulkan apapun permintaan ku!"
"Tentu saja. Aku akan penuhi semua permintaan kakak!" Kata Vico tanpa ragu dan sangat yakin akan bisa memenuhi apapun permainan Quinsha.
"Tapi benar kan, kakak tidak kenapa-napa?" Tanya Vico sekali lagi untuk memastikan kakak nya baik-baik saja.
"Ada apa dengan Quinsha?"
Mendengar suara bariton dari seberang telpon membuat Quinsha tersenyum karena itu suara ayahnya.