"Abang kok nuduh Ibu kayak gitu? Sadar Bang!" Dian melototi Abangnya yang terlihat memang sangat kacau, penampilannya sekarang juga awut-awutan.
Diah Ibu mereka hanya melengos kesal dan malas menanggapi tuduhan putranya itu. Diraihnya Zilfa yang sudah terlelap di pangkuan Dhani dan menggendongnya.
"Ajak Abangmu makan, Dian, Ibu mau masukin Zilfa ke ayunan dulu," ujar Diah dengan suara pelan karena takut sang cucu terbangun.
Dhani menghela napas berat, lalu beranjak menuju dapur. Ia tetap harus sehat, demi Zilfa, putri kecilnya. Ia juga bertekad untuk mengungkap kasus Syifa, rasanya sangat mustahil istrinya itu bu-nuh di-ri tanpa sebab. Ia juga tahu, kalau sang istri baik-baik saja dan tak mengalami gangguan jiwa apa pun.
"Malam ini kita akan melakukan tahlilan di sini, Bang, untuk 3 harinya almarhum. Abang jangan mengurung diri di kamar terus, kasihan Zilfa," ujar Dian sambil duduk di dekat abangnya.