"Ilana belum sarapan jadi tolong nanti berhenti di tengah jalan, menantuku sedang hamil. Perjalanan Jakarta Bandung itu jauh." Lanjut ibu mertuaku yang membuat Pak Adam langsung menatapnya. Wajahku menghangat saat secara tak sengaja bertemu tatap dengan Pak Adam, sumpah aku rasanya malu banget karena ketahuan berbohong.
Ibu memperhatikan Pak Adam, Pak Adam kembali menatapku dan akhirnya mengangguk kecil.
"Iya, Bu," jawabnya pelan, menatap ibu dan kembali menatapku. Aku tersenyum tak nyaman pada Pak Adam.
Bang Rivan mendekat ke arahku lalu mengecup keningku lembut, setelah itu ia membuka bagasi, dengan segera memasukkan koperku ke dalamnya.