Zidane' s pove
Setelah cukup lama aku berduaan dengan Ranaya dalam apartemen, aku melihat Ranaya yang kekenyangan setelah menghabis kan makanan yang ku pesan secara online, aku segera pulang karena tak enak sama tetangga Ranaya akan ada banyak perbincangan jika seorang lelaki masuk ke dalam kamar seorang gadis berjam - jam.
"Ranaya yang tidak jauh dari kaca langsung membalik kan badan nya dan melihat ada tanda aneh di dekat leher nya".
"Astaga apa ini, bisa gawat kalo ada yang melihat ini " ucap Ranaya sembari mencoba menggosok - gosok dengan bawang putih
Setelah Ranaya menoleh ke belakang aku pun yang nampak sudah melangkah jauh tak bisa dia memanggil nya.
" Arrgh.... ternyata dia meninggal kan tanda kepemilikan nya" titah Ranaya sedikit kesal.
Sesampainya di rumah aku menghampiri mami di dalam kamar nya "Mi, Zidane mau bicara sudikah Mami mendengar kan curhatan Zidane sebentar saja?" Aku memasuki kamar Mami kebetulan malam ini Papi sedang berada di luar kota, ada tender besar yang harus d awasi dan ini kesempatan ku untuk membujuk Mami membatalkan perjodohan dari Papi.
Mami Ratih biasa orang memanggil nama nya.
" Iya ada apa tumben Zidane kekamar Mami?" tanya Mami sambil menutup ponsel yang sedang asyik di main kannya.
Tatapan Mami melihat wajah ku mulai mengamati, senyum yang penuh arti dan penuh selidik.
Mami mulai menanyakan perihal pertanyaan kepada ku supaya aku mulai angkat bicara
" Mami, aku sekarang sedang dekat dengan seorang gadis yang sangat aku cintai, dia cantik dan pintar aku telah jatuh cinta kepada nya dan aku segera ingin menikahi nya. Ranaya Dyer nama nya. Dia anak dari keluarga pak Dodi, kasihan ayah nya pergi meninggal kan nya. Sementara ibu nya Siti baru beberapa hari meninggal dunia"
" Sekarang Ranaya kerja di perusahaan ternama karena kepintaran dan kegigihan nya dalam bekerja, dia di percaya menjabat sebagai direktur di perusahaan tersebut. Tapi sayang dia bukan terlahir dari keluarga kaya seperti kita, apakah Mami setuju dengan pilihan ku? " aku memasang wajah memelas dan sambil memegang tangan Mami ku.
" Sekarang dia hidup seorang diri, ibu nya sebelum meninggal pernah berpesan kepada ku untuk menjaga Ranaya. Zidane sangat mencintai nya mi !, entah apa jadi nya jika Zidane menikah dengan wanita yang tidak Zidane cinta dan menerima perjodohan Papi?".
Mami mendengar dengan seksama penjelasan dari ku. Masih tak paham dengan tujuan dan maksud perkataan ku.
" Jadi kamu mau meminta Mami untuk menyuruh Papi membatal kan rencana perjodohan itu ?".
Mami mendelik tajam
"Jangan bercanda Zidane, Papi itu orang nya sangat keras jika di tentang Papi bisa marah besar"
" Tapi, sampai kapan aku turuti semua keinginan Papi?! ayolah Mi untuk kali ini cobalah mengerti keinginan Zidane. Walaupun bibit dan bebet nya jelas berbeda dengan kita, tapi aku yakin Ranaya orang baik" aku mencoba meyakini Mami dengan rayuan gombal ku
Tangan ku memegang erat penuh harap "Mami aku ingin menikah dengan orang yang aku cinta, cobalah Mami mengenal nya terlebih dahulu, jika memang tidak cocok apa boleh buat aku akan melepas kan Ranaya dan menerima perjodohan dari Papi".
"Mami sebaik nya istirahat ini sudah dari jam 10 malam mami pasti capek aku pun mengelus lembut punggung Mami"
" Mami Zidane harap Mami mengerti akan kebahagian Zidane" bujuk rayuku kembali dengan mata berbinar - binar.
Aku pun menghela nafas panjang "Kita bicarakan besok, Mami istirahat ya," aku pun mengalah saat melihat mata Mami yang nampak sudah terpejam.
"Baik mami akan istirahat, Mami akan pikir kan baik-baik baik " titah Mami sebelum aku meninggalkan kamar dengan nuansa putih itu.
Keesokan harinya Mami berpikir dengan permintaan ku. "Entah seperti apa wanita yang di cintai Zidane sampe segitu nya ngotot menentang perjodohan yang Papi usul kan " gumam Mami dalam hati
Karena tak habis pikir dengan permohonan anak semata wayang nya itu Mami memutuskan keluar dari rumah mencari udara segar, tak lama kemudian mobil Papi yang bewarna hitam tampak masuk ke dalam halaman rumah dan di sambut dengan hangat dari Mami karna permintaan dari aku Mami berusaha merayu Papi untuk membatalkan perjodohan dengan rekan bisnis nya.
Ranaya's' pove
Pagi hari nya aku lebih memilih untuk tidak pergi berangkat ke kantor. Setelah ritual pagi ku selesai
aku mencoba menghapus lagi tanda kepemilikan yang masih setia membekas di jenjang leher ku
" Gimana ya ini, padahal aku udah memakai resep kebanyakan orang bilang pake bawang putih di gosok - gosok bisa hilang. Padahal dari semalam di gosok bukan nya hilang tapi semakin perih" gumam ku dalam hati.
Aku membuka lemari pakaian dan mencari syal untuk bisa menutupi bekas merah di leher.
" Kalo ada yang melihat bisa di ledekin sama karyawan staf yang lain nih" sambil melingkari leher ku dengan syal yang berwarna pink.
Aku berusaha tidak memusingkan diri dengan apa yang terjadi di hidup ku, ku harap sebuah penantian akan berbuah manis.
Malam hari ini aku sudah berniat tak ingin keluar nonton bioskop bersama Zidane, karena kebetulan Zidane mengajak ku untuk keluar.
Dan aku tak bisa menolak lagi ajakan nya yang ke sekian kali nya setelah beberapa kali aku menolak nya, karena cukup lama aku tak keluar malam mingguan apa lagi di waktu yang begitu banyak pekerjaan membuat ku melupakan malam Minggu.
"Maaf lama, apakah kamu sudah lama menunggu?" Jawab ku ke pada Zidane
yang sebenar nya aku malas
untuk bermalam Minggu saat ini.
Tetapi aku tak ingin Zidane kecewa kepada ku akhir nya aku memasuki mobil yang di kendarai Zidane.
Mobil kami melaju dengan pelan membelahi keramaian kota malam ini sebenar nya aku sangat terkejut saat Zidane membawa bingkisan yang terletak d dasbor mobil nya, aku tak ingin menanyakan apa pun tentang penglihatan ku ke pada kotak kecil merah jambu itu.
Impian Zidane untuk menolak perjodohan orang tua nya akan sirna atau malah sebaliknya nya, ntah lah yang jelas hanya Zidane yang mengetahui keputusan terbaik nya.
Setelah beberapa menit perjalan yang kami tuju akhir nya kami sampai di sebuah gedung tinggi yang tertulis kan bioskop XXI yang di mana di dalam nya terdapat banyak sekali film - film layar lebar dan kebetulan para anak - anak muda pada berpasang pasangan.
Kami pun melangkah kan kaki ke area lobi tempat pembelian tiket. Zidane pun memilih film gendre percintaan yang saat ini lagi trending topik di bioskop.