"Memangnya siapa yang mau menikah Wis? teman kamu?"
"Bukan," Wisnu menghembuskan nafas kasar.
"Lalu?"tanyaku penasaran.
"Kalau aku mencintaimu, haruskah aku mengorbankan Tuhanku?" Wisnu menatapku tajam.
Uhuk ... uhuk...
Apa-apaan ini?
Ku minum jus jeruk yang ada di hadapanku.Perlahan ku atur nafas, berharap apa yang aku dengar barusan hanya salah saja.
"Maksud kamu apa Wis?"
"Aku mencintai kamu Jes, sejak pertama bertemu di rumah Zidane aku jatuh hati padamu. Apa aku salah mencintai kamu?"
Ku atur lagi rasa yang tak menentu. Kenapa Wisnu mencintai wanita yang sudah bersuami. Aku juga sih yang salah tak berkata jujur. Nah sekarang bingung kan mau ngomong apa!
"Aku masih gak mengerti dengan ucapanmu tentang mengorbankan Tuhanmu, apa kamu...?" tak ku lanjutkan ucapanku. Entah mengapa mulut ini terasa terkunci.
"Iya, aku seorang nasrani Jes, dan aku mencintai wanita muslim. Dan itu kamu."
DEG...!