Amanda sudah sampai rumah, saat itu masih jam tiga sore. Begitu mobil masuk gerbang mansion mewah itu, taksi yang mengikutinya turut berhenti.
"Ah, dia tinggal di rumah semegah dan semewah ini? Sungguh kau begitu beruntung, Manda," lirih pria itu.
Dia segera keluar dari taksi yang dia tumpangi dan berjalan ke arah gerbang. Tembok tinggi yang mengepung rumah itu membuat segala aktivitas di dalamnya tak terlihat.
"Nyonya, Tuan sudah kembali beberapa waktu lalu," ujar seorang pembantu.
"Dia sudah kembali? Ini belum genap pukul tiga. Apa dia sakit?" tanya Amanda.
"Entahlah, begitu pulang Tuan langsung masuk kamar Anda," jelas bibi.
Amanda segera mempercepat langkahnya menuju kamar. Dia ingin memastikan jika tak terjadi apa pun pada suaminya itu. Langkah kakinya melambat karena takut melakukan kesalahan. Dia mengetuk pelan pintu kamar itu.
"Bukankah ini kamarmu? Mengapa mau masuk saja harus mengetuk pintu?" teriak Fabio dari dalam.