Mereka berempat pun mulai lomba menulis materi yang telah di berikan oleh pak Budi. Mereka tidak perduli tulisan mereka jelek.
Mereka terus menulis sampai akhirnya Mila lebih dulu menyelesaikan tugas pertamanya. Mila yang sudah selesai pun melihat ke arah teman-temannya yang ternyata belum selesai.
"Mereka ternyata baik banget sampai mau temenan sama gua padahal mereka sama sekali belum kenal sama gua. Kayanya mereka juga tulus mau temenan sama gua," ucap batin Mila.
Mila pun meletakkan bukunya di tengah-tengah. Cika, Salwa, dan Sinta yang melihat Mila telah meletakkan buku di tengah-tengah mereka terkejut.
"Gua udah selesai," ucap Mila.
"Lu udah selesai. Cepat bangett. Pokoknya gua engga mau kalah," seru Salwa.
"Gua juga engga mau kalah," seru Cika.
Namun tidak ada seruan dari Sinta karena ternyata Sinta pun sudah menyelesaikan tugas catatan dari pak Budi.
"Gua juga udah selesai," ucap Sinta.
Ucapan Sinta membuat Cika dan Salwa jadi sangat heboh. Mereka terus menulis dengan kecepatan yang cepat dan mereka sama sekali tidak perduli dengan tulisan tangan Meraka yang sudah sangat berantakan.
"Yeyy gua udah beres lu berarti kalau Cikaa," seru Salwa sembari menyimpan buku miliknya di tengah-tengah mereka berempat dengan kencang.
Cika yang mendengar seruan dan melihat Salwa yang sudah menyimpan bukunya di tengah pun mendengus sebal.
"Yahh masa gua kalah sih," seru Cika dengan ekspresi wajah yang sebal sembari menyimpan buku pelajaran pak Budi di tengah-tengah tumpukan buku milik Mila, Sinta, dan Salwa.
"Ya kalau kalah kalah ajaa. Udah deh sekarang kita ajak Mila keliling. Lagian sekolah pasti sepi banget," ucap Salwa.
"Yaudah ayo kita keliling sekolah bersama Mila," seru Cika.
Mereka berempat pun berjalan beriringan keluar dari kelas. Tapi baru saja mereka akan melewati pintu ada seorang lelaki yang memanggil dari dalam kelas.
"Eh kalian. Kita juga mau kenalan sama Mila. Jangan dulu di bawa," ucap seorang laki-laki yang tinggi dan sedikit kurus.
"Nanti aja. Lagian ya kalian kan nanti juga setiap hari ketemu. Kalau keliling sekolah kan jarang-jarang apalagi pas pelajaran si pak Budi ini," ucap Sinta.
"Iya sih lagian ya lu Ucup. Si Mila juga engga akan pindah ini," seru Salwa.
"Udah deh La jangan kita pergi aja. Si Ucup mah emang suka gitu cari perhatian Mulu," ucap Cika sembari menarik tangan Mila untuk secepatnya keluar dari kelas.
Salwa dan Sinta pun juga berjalan keluar dari kelas menyusul Mila dan Cika yang sudah berjalan lebih dulu.
Sedangkan Ucup yang melihat mereka berempat telah meninggalkan kelas pun mendengus sebal, "Emang ya gua tuh salah mulu di mata mereka," ucap Ucup kepada teman yang ada di sebelahnya.
Cika, Salwa, dan Sinta pun berjalan menyusuri sekolah begitupun dengan Mila. Mereka bertiga menerangkan kepada Mila tentang bangunan yang mereka lewati.
Mila hanya menganggukkan kepalanya dengan penjelasan yang diberikan oleh Cika, Salwa, dan Sinta.
Tetapi mereka sesekali tertawa satu sama lain. Termasuk Mila yang sudah melepaskan rasa canggung yang sedikit demi sedikit akan menghilang.
Dan lagi mereka berempat bebas kesana kemari karena suasana sekolah yang sepi karena semua orang sedang fokus belajar.
Ditambah mereka sudah mengerjakan tugas pak Budi yang sangat membosankan apabila pak Budi itu datang mengajar.
Mereka berempat terus berjalan ke sana ke mari sampai akhirnya mereka tiba di kantin yang sangat sepi.
Tentu saja sepi bel karena pertanda waktu istirahat saja belum berbunyi.
Tetapi mereka berempat memilih untuk duduk di bangku kantin dan meregangkan kaki yang mulai terasa pegal karena berkeliling sekolah yang cukup luas.
Itupun mereka belum berkeliling sekolah sepenuhnya baru setengah tapi sudah memakan waktu yang lama dan cukup menguras tenaga.
"Eh kita diem di sini dulu aja deh istirahat sumpah kaki gua udah pegal banget," ucap Cika.
"Iya kita duduk di sini aja. Lagian kan sebentar lagi bel waktu istirahat bunyi tuh. Jadi kita engga perlu antri buat beli makanan," balas Sinta.
"Yaudah lu beli makanan sama minuman buat kita. Lu kan tadi kalah lomba nulis materi dari pak Budi," ucap Salwa kepada Cika.
"Oh iya bener tadi kan Cika kalah," balas Mila.
"Iya lu kan tadi kalah. Ayo sekarang traktir kita semua," seru Sinta.
Cika yang mendengar ucapan Salwa pun mendengus sebal, "Gua kira lu semua udah pada lupa," ucap Cika dengan ekspresi wajah sedih.
"Engga lah masa lupa," seru Mila, Salwa, dan Sinta bersama-sama.
"Yaudah kalian mau apa?" tanya Cika kepada kami bertiga.
"Gua mau salad sayur sama jus strawberry," balas Sinta.
"Gua juga mau kaya si Sinta," balas Salwa.
"Gua juga mau kaya mereka," balas Mila.
"Yahh uang gua habis dong kalau kaya gini," ucap Cika.
"Engga akan udah ayo gua anter 10 menit lagi istirahat," seru Sinta sembari menarik tangan Cika.
Cika pun terpaksa mengikuti Sinta. Karena Sinta yang sudah menarik tangannya begitu erat. Mereka berdua pun berjalan menuju mbak mbak yang berjualan salad sayur dan jus buah segar.
Sinta berjalan dengan bersemangat sedangkan Cika sangat sedih karena uang jajannya akan berkurang banyak.
Namun Mila yang sedari tadi melihat jam karena khawatir bel berbunyi ketika makanan mereka belum tiba pun menjadi khawatir.
"Duh gua kan engga mau sampai gua ketemu sama orang-orang. Gimana dong ini," ucap batin Mila.
Salwa yang melihat Mila yang terus melihat ke arah jam tangan pun mengernyitkan dahinya heran.
"Lu kenapa sih La kaya khawatir gitu. Terus lihatin jam terus gitu?" tanya Salwa dengan ekspresi wajah penasaran.
Mila yang mendengar pertanyaan pertanyaan Salwa pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Gua engga mau ketemu sama banyak orang. Jadi kalau makanannya udah ada. Gua mau balik ke kelas aja ya. Kalian di sini aja okee," balas Mila.
"Loh yaudah kita di kelas aja bareng-bareng," ucap Salwa.
Mila yang mendengar ucapan Salwa pun dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Engga usah kalian di sini aja engga apa-apa," balas Mila.
"Justru kita yang engga apa-apa. Lagian kalau makan di kantung pasti ada mereka yang bakal godain kita," ucap Salwa.
"Serius?" tanya Mila memastikan.
"Ya serius lah. Lagian kita engga mau lu yang baru masuk udah di gangguin sama mereka. Lagian lu itu manis apalagi pas senyum terus ketawa beuh gula aja lewat soalnya gua kalau kelamaan lihat lu kelamaan aja bisa diabetes," balas Salwa sembari tertawa kecil.
Mila yang mendengar balasan yang diberikan Salwa pun tersenyum manis, "Engga nyangka punya temen yang baik banget, mana dia kaya ngerti lagi kalau gua engga mau sampai orang-orang kenal sama gua," ucap batin Mila.
"Yaudah kalau gitu," balas Mila.
Salwa pun segera berdiri dan menarik tangan Mila untuk segera mengikutinya.
"Loh mau kemana?" tanya Mila.
"Kita samperin aja si Cika sama Si Sinta. Soalnya mereka berdua tuh suka kebiasaan gosip gosip dulu sama si mbak. Kalau engga di samperin pasi lama banget," balas Salwa.
Mila pun hanya menganggukkan kepalanya saja.