Butiran bening mengalir begitu deras dari ujung mata Aarav, membasahi setiap inci pada wajah. Dia hanya dapat merasakan seluruh tubuhnya perlahan menjadi debu, kemudian beterbangan ke langit oleh terpaan angin yang datang.
"Selamat tinggal semuanya, aku pasti akan sangat merindukan kalian di sana. Semoga kalian bisa mewujudkan keindahan dunia dan menghancurkan mereka sem—" Sebelum mengakhiri ucapannya, seluruh tubuh Aarav telah menghilang sepenuhnya. Hanya ruangan kosong gelap gulita, tanpa setitik cahaya yang tertinggal pada ruangan tersebut.
Pada saat mengalami kejadian tersebut, Aarav merasakan tubuhnya seakan terjatuh dari ketinggian. Beberapa bagian tubuhnya terasa menghantam bebatuan, tetapi dia sama sekali tidak merasakan sakit. Hanya seperti gelombang yang dihasilkan ketika menaiki sebuah kendaraan.
Perasaan damai mulai menyelimuti hati Aarav, gelombang yang sejak tadi dia rasakan perlahan menghilang. Hingga akhirnya tidak terasa sedikit pun gelombang yang tersisa.