"Bahkan dengan jawaban yang baru saja kudengar saat ini, masih saja membuatku berpikir jika kau bukankah yang sesungguhnya." Aarav tersenyum getir menatap Eiireen yang dia anggap palsu. Dia berpikir jika Eiireen tidak memilki pemikiran setajam saat ini, tentu saja hal tersebut diakibatkan oleh kendali seseorang.
"Apa karena dia dapat melihat segala hal yang ada di dalam kepalaku, kemudian dengan mudahnya mengendalikan orang yang sangat penting di dalam kehidupanku saat ini." Aarav mengepalkan tangan begitu kencang, memperlihatkan urat yang ada pada pergelangan tangan dengan sangat jelas.
Kemarahan seakan memuncak di dalam kepala Aarav saat ini, tetapi dia terus saja menekan kemarahan tersebut agar tidak meluap keluar tanpa disengaja.
"Sialan! Kurang ajar! Seseorang yang berani melakukan semua ini kepada mereka semua, tidak akan pernah bisa kumaafkan begitu saja!" umpatnya di dalam hati, berusaha meredam amarah yang memuncak di dalam hatinya.
