Ketika uap asap mulai menghilang dan jarak pandang semakin melebar. Terlihat Aarav sedang terduduk dengan raut wajah kebingungan. Dia sams sekali tidak percaya atas apa yang sudah dia lakukan, begitu juga dengan Revan.
"Apa yang sudah terjadi?" tanya Aarav pada dirinya sendiri. "Kenapa kekuatan air dapat keluar dari telapak tanganku seperti tadi."
Di tengah kebingungan yang melanda Aarav saat ini, Erina justru berjalan ke arahnya dengan raut wajah penuh kemarahan. Mulutnya terus dimajukan dengan tatapan mata seakan bola matanya ingin keluar. Setiap kali melangkahkan kaki, getaran tanah akan tercipta pada saat telapak kakinya menapak tanah.
"Bukankah kau sudah mati sebelumnya!" teriak Erina pada saat berada di dekat Aarav, kemudian menghentikan langkah kakinya pada jarak satu langkah di depan. "Kenapa kau tiba-tiba saja bangkit dari kematian dan membuatku basah seperti ini!"
