Ujung mulut Erina terangkat tatkala menatap setitik cahaya di depan matanya. Walaupun terlihat begitu samar dan tidak terlalu jelas, tetap saja cahaya tersebut dapat menjadi harapan yang cukup untuk membuat semangat yang ada di dalam hati Erina kembali.
"Aku ... hampir ... berhasil," kata Erina yang mulai menggerakkan kedua tangannya kembali.
Tenaga yang sebelumnya menghilang dan tidak tersisa sedikit pun di dalam tubuhnya, seakan kembali menyelimuti bagian dalamnya. Erina merasakan gejolak energi yang luar biasa merasuk ke dalam dirinya, berusaha untuk membuatnya bersemangat kembali.
Secara perlahan, Erina mendorong tubuhnya yang terjatuh di atas tanah menggunakan kedua tangan. Darah segar terus dikeluarkan Erina dari dalam mulutnya, meskipun begitu dia tidak berhenti untuk bergerak. Rasa sakit yang terjadi akibat bergerak melebihi batas, tidak menghentikan Erina untuk menyerah.