"AARAV!" teriak Revan yang dipenuhi dengan kesedihan begitu mendalam. Butiran bening tidak henti-hentinya keluar dan mengalir dari ujung mata, membasahi wajah yang sejak tadi memang sudah dipenuhi dengan kesedihan yang mendalam.
Apalagi setelah melihat dua sahabat yang tersisa saat ini, mengalami kejadian yang tidak dia mengerti. Tentu saja membuat hati dan perasaannya merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan agar dapat mengeluarkan Erina dan Aarav dari kejadian saat ini.
"Apa yang harus kulakukan? Aku tidak mengerti lagi yang sudah terjadi di sini!" teriak Revan mengepalkan tangan, merasa tidak berdaya atas apa yang sudah terjadi di depan matanya. Hatinya sangat ingin melakukan sesuatu agar Aarav dan Erina kembali sadar, tetapi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.