Chereads / Rena Dreams / Chapter 15 - Dilarang Berteman

Chapter 15 - Dilarang Berteman

Sebenarnya Rena tau arah pembicaraan Keny. Wanita itu terang-terangan menampakkan wajah yang seakan ingin menjauh dari Rena. Keny tidak pernah menyangka akan satu mobil dengan seseorang macam 'pemulung'.

"Kamu ini kerjanya pemulung? Mama dan ayah kamu pemulung juga?" tanya kembali Keny.

Keny bahkan tidak memberikan jeda kepada Rena untuk menjawab pertanyaan sebelumnya.

Rena berusaha mengatur nafasnya. Rasanya ia ingin menangis saat itu juga. Tapi ia selalu ingat kata mamanya agar selalu bersabar dan tidak mudah marah.

'Sabar ya hati'

"Oh iya, tante. Saya dulu suka cari botol bekas kalau pulang sekolah. Tapi berhubung ikut kegiatan ekstrakurikuler, saya tidak bisa memungut botol-btol lagi. Mama saya yang selalu cari kalau habis pulang kerja,' jawab Rena sopan.

"Oh, mama kamu kerja? Kerja apa?" tanya Keny penasaran.

Mommynya Adit itu tidak menyangka jika pekerjaan mamanya Rena bukan hanya memulung. Mungkin dipikirannya ada pekerjaan yang lebih baik.

"Asisten rumah tangga, Tante"

"Oh ternyata…." respon Keny acuh dan terdengar malas melanjutkan interaksi dengan Rena.

Adit yang sedari tadi terdiam mencoba untuk mengambil alih percakapan. Ia sebenarnya juga risih dengan cara berbicara mommynya. Adit memang tau jika mommynya itu adalah salah satu orang tua yang memilah-milih anaknya berinteraksi dengan siapapun jika tidak setara.

Adit tidak peduli sikap mommyny. Baginya, selama ia dijalan yang benar dan Rena tidak membawa pengaruh buruk, ia akan tetap berteman dengan Rena.

"Adit, selamat mommy gak mau--"

"Rena, kamu silahkan turun saja," selamat ucap Adit menghalau mamanya berbicara banyak hal.

Sebelum mommynya berbicara langsung akan hal itu, Adit ingin lebih dulu memperingatkan mommynya.

"Ma, sudah…. Rena itu bukan mencuri atau melakukan kejahatan untuk dapat uang. Pungut botol 'kan juga bagus. Itu artinya lingkungan juga tidak mudah tercemar dengan barang-barang plastic. Betul 'kan Rena?" tanya Adit tersenyum ramah.

Rena membalasnya dengan sebuah senyuman getir. Manis kelihatannya. Namun sangat pahit ia rasakan dalam hatinya.

Sekuat apapun Adit mencoba menghibur dengan ucapannya, tetap saja Rena adalah anak yang otaknya mudah menangkap segala arah pembicaraan. Ia bukan kategori telat mikir.

Keny hanya mendengar perbincangan anaknya. Ia yang tadinya sudah malas berbicara dengan Rena dan menggali informasil lebih jauh, Keny memilih memainkan ponselnya.

Harusnya, Rena turun ke mobil saat itu juga. Bukan bagaimana, mobil sudah terparkir di depan rumahnya. Hanya saja… Rena tidak mungkin turun dari mobil jika beberapa buku yang ia pinjam di perpus, ada disamping mommynya Adit.

Tadi sebelum naik, Rena menaruh buku itu diatas kabin mobil. Salahnya Rena juga yang menaruh beberapa buku diatas kabin yang sudah pasti menganggu konsentrasi mommynya Adit sat menyetir.

Makanya wanita awet muda itu menaruhnya di jok mobil, persis disampingnya. Bukan di dekat stir mobil. Tetapi menaruhnya tepat di samping pintu mobil.

Keny sibuk dengan ponselnya, Adit sibuk melihat wajah kebingungan Rena.

"Rena, kenapa?" tanya Adit berbisik.

Adit melihat Rena di balik kaca spion. Ia yang duduk di bagian kursi depan disamping mommynya mengira jika Rena akan segera turun. Tapi ia juga menjaga-jaga ucapannya karena tidak ingin terkesan mengusir Rena. Makanya menunggu beberapa menit sikap Rena di dalam mobil.

"Itu, Adit... Buku gue ada di samping mommymu," ucap Rena berbisik,

"Oh, bilang dong, Ren," kata Adit menanggapi santai.

Adit melepaskan seabeltnya dan bersegera mencondongkan tubuhnya ke samping, berniat mengambil buku Rena.

"Mom permisi, aku mau ambil bukunya Rena," ucap Adit.

Tangan Adit tidak sampai menggapai buku. Terpaksa ia mencoba meminta bantuan mommynya. Bukannya peka dengan ucapan anaknya, Keny malah acuh. Badannya menghalangi Adit untuk mengambil buku

"Mom, bukuuu!," desak Adit.

Keny merasa terganggu. Ia menaruh ponselnya di atas kabin mobil. Ia tadi membantingnya ponselnya karena saking kesalnya. Adit yang melihat gelagat emosi mommynya karena diganggu, terpaksa kembali duduk tegap. Ia belum mengambil buku Rena disana. Rena yang berada duduk di belakang, langsung menelan ludahnya kuat-kuat.

Keny menolehkan kepalanya melihat Rena yang langsung menunduk.

"Kamu kenapa belum turun? Masih suka berada di mobil mewah?" tanya Keny emosi.

DEG!

Rena sadar jika mommynya Adit sangat membencinya. Sikap Keny seketika dengan terang-terangan menujukkan ketidaksukaan pada Rena. Adit juga sadar akan sikap mommynya. Adit tidak terima tidak terima Rena diperlakukan seperti itu.

"Ma-maaf, Tante. Bu-buku saya ada di dekat, Tante," jawab Rena terbata-bata sambil menunjuk posisi bukunya yang dimaksud. Kepalanya masih menunduk disana.

"Ambil!" ucap mommynya Rena sambil melemparkan tiga buku milik Rena ke arah samping jok mobil dekat Rena.

"Mom! Mommy kenapa sih galak banget sama Rena? Rena salah apa?" tanya Adit emosi.

"Adit, sejak kapan kamu berteman dengan temanmu ini?" tanya mommynya Adit sembari menunjuk tajam ke wajah Rena.

"Dia teman kelasku, Mom. Sejak masuk SMA sampai di kelas dua SMA kami sudah berteman. Mommy kenapa? Jangan bilang mommy…."

Adit sengaja menjeda ucapannya. Pernah mommynya Adit berkata seperti itu pada anaknya saat Adit berteman dengan seorang anak tetangga. Mommynya Adit memilih siapa saja yang berhak berteman dengan anaknya. Mommynya Adit adalah keluarga kaya dan terpandang. Rumah mereka begitu besar dan mewah, pekerjaan Keny juga sebagai pemilik perusahaan properti terkenal. Sebelas dua belas dengan suami alias ayahnya Adit. Bagi pikiran Keny, jelas saja urusan lingkungan keluarganya haruslah yang setara dari segi ekonomi.

"Ya! Mommy melarang kamu berteman dengan dia!" kata Keny bersuara tinggi.

Rena sudah tidak bisa menahan dirinya. Ia lantas menangis tersedu-sedu seketika diperlakukan seperti itu oleh mommynya Adit. Ia sudah tak mampu lagi berbicara. Jika tadi jemari Rena sibuk memilin-milin diatas rok sekolahnya, kini tangannya sibuk menyeka air matanya.

"Mom! Mommy tidak boleh melarang Adit seperti ini! Adit sudah besar! Adit tidak mau mommy ikut campur mengatur pertemanan Adit!" ucap Adit sangat tidak terima perkataan mommynya.

Wanita itu tidak memperdulikan perkataan anaknya. Matanya terus menatap intens ke arah Rena.

"Hei, Rena! Tante minta ke kamu mulai detik ini jangan coba-coba berteman dengan anak saya lagi! Tidak adakah teman lainnya yang sepantaran dengan dirimu?" tanya mommynya Adit ketus.

"Ma, jangan—"

"STOP! DIAM KAMU ADIT!" bentak Keny keras.

Adit yang berusaha mengambil alih pembicaraan kini mendadak membisu. Mommynya terlihat berapi-api saat Adit menyela ucapannya. Wanita itu tidak ingin ribut dengan anaknya. Ia hanya ingin berbicara dengan Rena.

"Katakan! Apa kamu tidak ada teman lain sehingga kamu hanya bisa berteman dengan anakku?" tanya Keny kepada Rena dengan segala tekanan kalimat yang dikeluarkan.

"Tante… a-aku tidak bermaksud membuat tante marah. Aku hanya berteman dengan Adit karena kami sefrekuensi," jawab Rena lirih.

TO BE CONTINUED