Di samping itu, niko sama sekali nggak tau kalau dari tadi ada yang memperhatikan mereka, siapa lagi kalau bukan Calvin orangnya.
Calvin merogoh ponselnya yang terselip di kantong celana, dia membuka fitur kamera dan langsung merekam semua kejadian yang barusan di lihatnya. Sebagai tanda bukti kalau nantinya Niko masih mengelak dan enggan buat jujur.
Jadi? Selama ini niko jauhin Calvin itu, karena Niko udah punya orang lain selain Calvin?! Hati calvin bener-bener teriris, mungkin lebay tapi ini lah yang di rasakan Calvin. Bagaikan ribuan pisau yang menusuk ke hulu hati.
Calvin tak sanggup melanjutkanya lagi, sebelum Niko mengetahuinya lebih baik Calvin segera pergi dari sana dengan membawa perasaan kesal, marah dan Kecewa yang menupuk di hatinya.
"Ternyata kamu bohongin aku niko?" batin Calvin yang masih nggak percaya. Air matanya kini ikut menetes meski tidak terlalu deras tapi sebenarnya hatinya begitu sakit.
Dia nggak tau kenapa Niko melakukan itu. Apa karena Calvin yang masih bersama dengan keyla? Atau karena Niko ingin membalas dendam? Entah, Calvin juga nggak tau apa motivasinya Niko ngelakuin hal itu.
Apa selama ini kasih sayang dan perhatianya Calvin itu kurang? Padahal Calvin sudah merelakan semuanya dan memberikan cintanya hanya untuk Niko. Calvin sampai ingin meninggalkan Keyla demi Niko. Tapi, yang di perjuangin malah berani mengkhianati Calvin.
Calvin menancapkan gas motornya kencang, pergi meninggalkan arena kampus gedung FE. Bahkan Calvin nggak peduli dengan kendaraan lain yang lalu lalang melewatinya dan berkali-kali mengkalkson, sekaligus memberikan komplen karena calvin udah salah mengambil jalan orang.
^^^
Niko baru aja pulang dari ngampus, padahal Niko udah ngirim pesan buat Calvin dan memintanya untuk menjemput Niko di kampus. Tapi, sampai sekarang belum mendapat balasan dari Calvin.
Yaudah, dari pada Niko nungguin lama mending langsung pesen grab aja.
Niko masuk ke dalam apartemen, tapi ada yang aneh soalnya apartemenya nggak di kunci! Berarti Calvin ada di dalam dong, mungkin emang udah pulang kan.
Karena beranggapan kalau Calvin udah pulang, Niko langsung mau nemuin Calvin. Dan ceritanya pengen ngambek gitu sama Calvin, karena Calvin sengaja nggak ngebalas pesannya.
Waktu Niko mau membuka pintu kamar, dia ketemu sama Calvin yang berpas-pasan mau keluar dari kamarnya. Mereka berdua saling menatap, sampai Niko melemparkan senyumnya buat Calvin.
Calvin cuma natap Flat ke arah Niko, kemudian ngelewatin Niko gitu aja tanpa mau mengatakan apapun ke Niko. Niko yang masih mematung karena melihat sikap Calvin, dia menjadi bingung. Ada apa dengan Calvin?
Biasanya Calvin bakalan seneng, terus meluk-meluk Niko, cium-cium Niko. Tapi, sekarang kok nggak ya?
Niko noleh ke belakang dia ngelihat sekilas punggung Calvin, " Nanti, deh gua nanya sama calvin. Kenapa chat gua tadi nggak di balas," batin Niko.
Niko melenggang masuk ke dalam kamarnya, Niko menaruh tasnya di centelan dekat dinding. Terus, Niko ngambil handuk yang tergantung dekat pintu kamar mandi.
Niko keluar dari kamar mandi, masih mengenakan handuk yang terlilit di pinggangnya, Niko segera berganti baju.
Niko udah selesai dan sekarang dia make baju kaos oblong sama boxer. Kalau udah malam kayak gini, Niko paling males kalau di suruh belajar.
Biasanya Calvin selalu ingatin Niko untuk belajar atau mengerjakan tugas tapi, jangankan buat ngingatin Niko, Calvin negur aja nggak.
Niko lagi duduk di atas kasurnya, melanjutkan game onlinenya sambil makan cemilan. Nggak terasa jam sudah menujukkan pukul 22:00 wib, Niko beralih melirik Calvin yang sedang sibuk dengan buku-bukunya.
"Masih belajar?" batin Niko.
Niko pengen ngajak Calvin buat makan malam. Soalnya Niko suka laper kalau tengah malam tapi, Calvin mau-mau aja tuh buatin makan malam untuk Niko. Biasalah Calvin udah terlanjur bucin sama Niko.
"Calvin," panggil Niko.
Nggak tau kenapa atau cuma perasaan Niko aja sedari Niko pulang ngampus sampe sekarang ,Niko cuma di diemin sama Calvin. Ih, Niko nggak suka kalau di cuekin Gitu. Kira-kira Calvin kenapa ya??
Apa karena Niko ngejauhin Calvin? Tuh kan! Niko manggil Calvin aja nggak di sahutin sama orangnya. Padahal suara Niko udah cukup keras, mustahil kalau Calvin nggak denger sama suaranya. Masak iya Calvin budek? Kan, nggak mungkin.
Niko beranjak dari atas kasur, dia turun dan langsung bergegas nyamperin Calvin yang lagi duduk manis di kursi meja belajar. Niko berdiri di samping Calvin, tanganya jawil-jawil bahu Calvin supaya Calvin balik merhatiin Niko.
"Calvin," panggil Niko.
Niko manggil Calvin berulang kali tapi, kayaknya yang bersangkutan emang nggak mau noleh sama sekali.
"Calvinn," panggil Niko. Niko mulai sebal karena Calvin dengan sengaja nggak ngejawab panggilannya.
Niko udah mulai agak sedih nih gara-gara di cuekin. Sebenarnya Niko nggak pengen ganggu Calvin yang lagi serius belajar tapi, karena terlalu lama di diemin jadinya Niko sengaja ngelakuinya.
"Calvin, makan yuk! Niko laper."
"Aku sibuk."
"Hum, sibuknya bisa nanti dulu gak?"
"Gak usah ganggu!" Niko terdiam.
"Calvinn, ayo makan naa."
"Calv—,"
"GAK USAH GANGGU BISA?!" Tanpa sadar Calvin ngebentak Niko. Niko kaget karena Calvin keliatan marah banget sama Niko. Apalagi, bola matanya yang menajam serta berwarna merah itu, membuat niko jadi takut dan mundurin kakinya selangkah.
Kenapa Calvin semarah itu? Padahal Niko cuma manggil aja dan pengen ngajak makan, udah itu aja kok.
Niko tersenyum, dia nggak maksud ganggu calvin kok. Niko langsung peluk calvin dari belakang buat nenangin dia yang lagi marah. Tapi, calvin buru menghindar.
"C-calvin kamu kenapa?" tanya Niko yang suaranya mulai gemetar, nggak biasanya Calvin bersikap gini. Niko belum tau kalau kebohonganya itu sudah di ketahui sama Calvin, bahkan sekalipun Niko mengelak Calvin punya buktinya buat Niko berkata jujur.
Calvin cuma diam aja dan nggak balas pertanyan Niko. Calvin kembali duduk di kursinya itu. Niko berusaha nyentuh tangan Calvin meski selalu di tepisnya.
"Calvin kamu marah sama aku? Maaf, aku gak maksud ganggu kamu belajar," katanya sambil nunduk, niko takut Calvin semakin marah.
Calvin menghela napasnya pelan, dia bangkit berdiri dari duduknya dan mulai menatap Niko. Tapi, tatapanya begitu tajam seolah menghunus paling terdalam. Niko memandang Calvin dengan perasaan takut, tapi dia tetap tersenyum. Bahkan senyum Niko yang makin ngebuat Calvin membencinya. Senyum manis yang barusan di lihatnya itu bukanlah untuknya melainkan untuk pria lain.
Calvin kembali mengingat tentang kejadian tadi pagi makin membuat hatinya terasa sakit. Calvin yang pengen pergi dari hadapan Niko, tangannya langsung di tahan sama Niko.
"Mau kemana?"
"..."
"Calvin, tunggu" Niko menarik tangan calvin.
"Apa, lagi sih!" Calvin hempasin tangan Niko kasar. Apa niko nggak tau? Kalau calvin marah karena selama ini niko bermain Api di belakangnya?
"K-kamu kenapa cih?" Niko udah mulai menangis di hadapan Calvin, dia mulai sesenggukan karena perlakuan Calvin yang begitu kasar menurutnya.
Calvin nggak bisa kalau ngelihat orang yang di sayangnya itu menangis. Tapi, jujur saja Calvin masih sakit hati karena Niko. Apa, ini karma dari dia yang ningglin Keyla demi Niko?
"Calvin jawab aku," lirihnya
"Gak ada yang perlu aku jawab. Singkirin tangan kamu!" suruh Calvin dengan nada membentak.
Calvin ingin pergi tapi selalu di tahan sama niko.
"Calvin, mau kemana?"
"Lepas nik!" Niko yang tiba-tiba meluk tubuh Calvin dengan sangat erat bahkan ngelarang Calvin untuk pergi dari apartemen.
"Calvin maaf, pasti kamu marah gara-gara aku jauhin kan? Calvin, niko minta maaf hiks..."
"Lepas!!" Niko menggeleng malah semakin mengeratkan pelukanya.
"Niko lepas!"
"Gak, aku gak mau lepasin. Kamu jawab dulu mau kemana?" Niko masih terisak dalam pelukan Calvin.
"Ini bukan urusan kamu!" hardik Calvin.
"Ini urusan aku! Kalau kamu marah karena aku ganggu, aku minta maap. Tapi, kamu jangan pergi kaya gini."
"..." Calvin tak menjawab ucapan Niko, dia juga tidak membalas pelukan Niko.
"K-kamu lanjut aja belajarnya ya, Aku bisa sendiri. Calvin jangan pergi yah," kata Niko. Niko dongak menatap calvin yang sengaja memalingkan wajahnya.
"Calvin,"
"Hm"
Niko tersenyum, dia mulai merenggangkan pelukannya. Niko ngelihat Calvin yang ngejauh dari Niko, bahkan sikapnya lebih acuh darinya. Calvin langsung duduk kembali dan melanjutkan Tugasnya.
Apa calvin nggak peduli lagi sama Niko?
"Apa, Calvin nggak sayang lagi sama aku?" tanyanya dalam hati.
Sementara, itu Niko langsung keluar dari dalam kamarnya, dia nuju dapur pengen nyari sesuatu yang bisa di makan. Niko itu nggak bisa masak, dan selalu ngandalin Calvin. Makanya, kenapa hidup Niko itu emang udah paling enak kalau sama Calvin. Gimana enggak?! Biaya hidup, uang jajan semua yang bayar Calvin. Yang masakin juga si Calvin, Niko mah tinggal makan sama nerima beres aja. Niko itu udah jadi "My princessnya Calvin" bener-bener di manja banget, ya asalkan sih jatah Calvin juga lancar. Jiahhhh sama aja dong.
"Mau masak apaan? Gua aja kaga bisa masak," batin Niko sambil garuk tengkuknya.
Niko ngebuka pintu kulkas, terlihat di dalam nya sepi banget. Sumpah, ini kulkas bersih kaya nggak ada kehidupan anjir! Beneran nggak ada apa-apanya. Bahkan cemilan yang di belikan Calvin semalam buat si Niko juga udah habis. Calvin yang bener aja deh ngebiarin Niko kelaparan. Padahal kan dia tau kalau Niko itu nggak bisa masak istilahnya dia emang beban dan anak manja.
"Gak ada makanan instan gitu?" Niko bolak-balik buka pintu kulkas padahal dia juga tau isinya bakalan tetap sama dan nggak ada yang berubah.
"Is, Calvin jahat banget sih!" rengek Niko yang menghentak-hentakkan kakinya di atas lantai. Dan suaranya itu masih dapat di dengar sama Calvin. Soalnya orangnya emang lagi di dalam kamar, masih kedengaran dikit lah walaupun samar-samar.
Niko nepuk jidatnya, demi apa?! Dia baru inget kalau minggu ini mereka belum belanja bulanan. Niko mutar balik badannya dan mau ngasih tau Calvin kalau nggak ada makanan. Tapi, langkah kakinya kembali berhenti waktu dia ke inget sama omongan Calvin. Niko takut kalau calvin marah lagi karena dia ganggu.
Yaudah, dari pada ngerepotin Calvin, Niko memilih duduk di kursi sambil nahan lapernya.
"Apa gua tahan aja sampe besok?" gumam Niko.
Soalnya Niko belum makan dari siang sampe sekarang. Ya elah lebay banget sih nik, nyampe nggak makan gitu, soalnya tunggu di perhatiin dulu sama Calvin.
"Tapi, aku laper," cicit Niko.