Chereads / Sweet cheating (BL) / Chapter 29 - Viginti novem

Chapter 29 - Viginti novem

Suara seorang gadis membuat keyla terperangah dan menoleh ke sumber suara tersebut. Ternyata keysia kakaknya keyla,habis pulang kerja dia langsung duduk santai di dekat keyla.

"baru pulang kak?" tanya keyla.

Keysia menganggukan kepala, keysia keliatan capek banget. Karena hari ini bener-bener di paksa kerja rodi sama atasanya.

"Iya, harusnya jam 2 kakak pulang. Tapi, atasan kakak yang nyuruh buat nyelesain laporan. Jadi, mau gak mau ya kakak lembur sampai sore," jawab keysia.

Kyela manggut-manggut sambil memakan cemilan.

"Bunda mana?" tanya keysia.

"Lagi buat pesanan katring," jawabnya.

"Kamu gak bantuin?" Keyla menggeleng sambil peringas-peringis.

"Gak. lagi capek kak," kata keyla.

"Yaudah, kakak mau ke atas. Kamu mandi sana! Jangan mikirin calvin mulu, dia juga gak mikirin kamu," ucap kesia yang langsung beranjak dari duduknya. Tapi, sebelum pergi dari ruang tamu keyla buru-!buru ngelempar dan menimpuk bantalan sofa ke arah keysia karena kesal selalu meledeknya. Karena, memang keysia itu kurang setuju sama hubungan keyla dan calvin.

Keysia udah tau lama tentang hubungan adiknya yang makin lama makin renggang. Kalau di tanyain sama keysia, kenapa kalian renggang? Jawaban keyla selalu, gak tau! padahal hubungan mereka baik-baik aja.

Bermula dari situ keysia jadi gak suka sama calvin. Keysia juga percaya banget kalau sebenarnya calvin itu udah punya orang baru selain keyla. Makanya perhatianya berkurang nggak kaya dulu waktu pertama kali mereka pacaran.

"Kakak resek banget!" ucap keyla yang merasa tidak terima kalau calvin di gitukan. Menurut keyla, calvin itu baik, penyayang dan jarang banget marah sama keyla. Tapi, kalau keyla pikir-pikir yang di omongin sama keysia kakaknya ada benarnya juga. Calvin itu udah berubah, gimana ya mendefinisikan orang berubah? Intinya perhatianya calvin gak se effort dulu.

"Emang, kakak salah? Kamu juga ngerasa gitu kan. Di bilang, calvin itu selingkuh. Dia udah punya orang lain selain kamu. Mending kamu putusin dia! terus cari yang baru," suruh keysia.

Keyla berdengus sambil memutarkan bola matanya bosan. Bukan bosan karena calvin tapi, bosan karena mendengar omongan keysia yang setiap hari menyuruhnya untuk memutuskan calvin.

Mungkin bagi sebagian orang bahwa putus itu adalah hal tergampang buat di lakuin. Yeah! Itu cuma buat orang yang berpikir secara logis. Bener? kan? Kita tinggal bilang aja minta putus sama pacar, tinggal nunggu jawabannya aja lagi gimana. Kalau udah putus, berarti udah selesai.

Iya, selesai. Tapi, kenanganya yang belum selesai.

Kebanyakan dari mereka pasti punya pemikiran yang ," nggak papa putus, ntar juga yang baru."

Tapi, beda lagi dengan pemikiran keyla, keyla terlalu memikirkan sesuatu hal yang nggak perlu sampai dia pikirin. Kenangan keyla sama calvin itu terlalu banyak, mereka bukan pacaran sehari atau dua hari tapi udah mau jalan 4 tahun bulan depan.

Buat ngelupain calvin dalam sekejap waktu itu susah banget. Apalagi, calvin adalah orang pertama yang mengenalkan arti cinta sama keyla. Keyla mana mungkin percaya gitu aja sama omongan kakaknya, yang bilang kalau calvin itu selingkuh. Sepenuhnya keyla percaya sama calvin walaupun terkadang suka mikir, " Apa, bener calvin selingkuh?"

"Mending kakak buruan pergi deh, dari pada di sini cuma ganggu ketenangan aku!" ucap keyla yang mengusir keysia untuk pergi dan mendorong-dorongnya.

Keysia terkekeh sambil menjulurkan lidahnya sebelum bergerak pergi dari ruang tamu.

Keyla melirik kakaknya yang sudah pergi dan dia bernapas lega, tapi ternyata keysia belum pergi. Dia bersembunyi di belakang sofa kemudian mengendap-ngendap agar keyla nggak tau.

"Ngeselin banget sih kak keysia. Apaan coba nyuruh aku buat mutusin calvin! Aku bakal buktiin kalau calvin itu anaknya baik sama,—"

"Baik gimana? Orang semingguan jarang ngasih kabar! Gitu yang di namain pacaran?" celetuk keysia yang berbisik di telinga keyla, membuat keyla terkejut setengah mati gara-gara keysia.

Melihat adiknya yang misuh-misuh dan menjadi geram karena keysia, keysia hanya tertawa terpingkal-pingkal menatap ekspresi wajah adiknya yang tampak serius dan begitu kesal.

Keyla beranjak dari duduknya dan langsung mengejar keysia sampai ruang dapur. Nada yang lagi sibuk bergulat membuat makanan katring jadi terusik gara-gara kedua putrinya yang berlarian saling melempar umpatan. Padahal mereka itu udah pada gede-gede tapi kenapa masih kayak anak Tk! Membuat nada pusing dan lebih sering marah-marah.

Keyla mengejar keysia, tapi keysia bersembunyi di belakang nada membuat bundanya menjadi temeng supaya dapat mengindar dari pukulan adiknya. Sekarang nada semakin pusing, pesanan katring makin banyak. Kedua putrinya malah lari-larian membuat nada jadi merasa punya riwayat darah tinggi.

"Keysia, keyla! kalian kalau mau berantem di luar!. Kalian itu udah pada gede-gede, tapi masih aja kaya anak kecil suka lempar sana lempar sini," marah nada membuat kedua putrinya langsung terdiam dan saling menyalahkan.

"Kak, keysia duluan bun!" kata keyla yang mengadu kepada bundanya. Keysia membulat lebar, dia merasa tidak terima dengan pengakuan adiknya. Enak aja keysia yang di salahin. Padahal sedari tadi yang melempar barang dan memukulnya itu keyla. Keysia mana ada ngelakuin hal itu.

"Mana ada! Bunda, liat sendiri kan? Yang ngelakuin kekerasan itu si keyla. Si kakak yang baik hati ini mana mungkin ngelakuin hal itu," bela keysia pada dirinya sendiri yang masih bersembunyi di belakang nada.

"Bunda yang cantik. Kak keysia itu yang nyebelin. Keyla gak bakal gini kalau gak di ganggu sama kak keysia," balas keyla tak mau mengalah.

"Nyebelin gimana? Justru kakak baik sama kamu, makanya nyuruh kalian putus." Keysia menampik ucapan adiknya.

"Tuh, kan bun! Masak nggak ada angin nggak ada hujan, tiba-tiba kak keysia nyuruh keyla buat mutusin calvin. Aneh banget! Pasti, karena kakak suka kan sama calvin," tuduh keyla asal.

"Hah? Suka! Sorry aja nih. Tipe kakak jauh gak kaya calvin."

Mereka yang berantem nada yang pusing.

"Cukup, cukup!!" pekik nada membuat mereka sama-sama terdiam. Nada mengelus dadanya berat, mereka itu nggak sehari, dua kali berantem. Hampir setiap hari ada saja yang di ributkan. Tapi, memang kalau adik sama kakak selalu begitu. Katanya kalau nggak berantem nggak seru.

"Keysia, kamu itu kakak! Seharusnya memberikan contoh yang baik buat adik kamu. Bukannya ngajak berantem." Ucapan nada merujuk ke arah putri tertua.

Keysia berdecak, pasti deh ujung-ujungnya yang di salahin selalu keysia.

"Kok, bunda nyalahin kakak sih? Keyla juga salah kali bun."

"Gak keyla, gak keysia semua sama! Gak ada yang salah dan gak ada yang bener. Kalian sama-sama buat bunda pusing! Sekarang ganti baju mandi, terus bantu bunda buat katering," kata nada membuat mereka sama-sama melongoh. Ya, gimana ya mereka itu jarang banget buat bantuin nada. Dengan alasan banyak tugas kuliah dan lembur kerja padahal sebenarnya mah mereka males.

"Aduh, bun. Keyla harus ngerjain tugas bu joko mending kak keysia aja," tunjuk keyla.

"Yelah, tugas doang. Seberapa sih? Kakak kan kerja mana bisa, mending kamu yang bantuin bunda," balas keysia.

"Bukannya kakak udah lembur?" ceplos keyla membuat keysia langsung terkesiap. Iya, sih tapi kan tetap saja keysia butuh istirahat di bandingkan dengan adiknya beda jauh dan masih capek'an dia.

"Gak ada lempar-lemparan. Cepat mandi! Sebelum bunda marah."

Kalau nada sudah begini kedua putrinya bakalan ciut. Mau nggak mau mereka harus menurur kalau nggak bakalan dapat hukuman lebih dari dua kali lipatnya.

"Ini semua gara-gara kakak!" ucap keyla menyalahkan keysia.

"Kok, kakak? Kamu juga salah salah lah."

"Kakak yang salah!"

"Kamu, key"

"SUDAH, SUDAH! lama-lama bunda pusing denger suara kalian. Cepat mandi!!" marah nada yang sudah membawa sapu di tangannya dan siap untuk memukul mereka. Sebelum terjadi, mereka langsung berlari kencang keluar dari ruang dapur menuju lantai atas di kamar mereka.