Saat agnia mau berjalan menyebrang jalan tiba - tiba tangan agnia ada yang pegang dan sepontan agnia langsung melihat ke arah tangan dia dan orang yang megang tangan agnia setelah itu agnia langsung melihat ke atas ke arah orang yang memegang tangan agnia, saat melihat ke arah atas dan melihat wajah orang tersebut ternyata yang orang yang memegang tangan agnia itu adalah
" Heeeh apa - apa an sih elo main pegang - pegang tangan orang aja, Lo kira gue apa an" ucap agnai setelah melihat orang yang memegang tangannya tadi ternyata devan, agnia merasa kesal sama Devan karena Devan dengan seenaknya main pegang - pegang tangan agnai aja mana lagi ditempat umum lagi, takutnya kalau ada orang atau temen satu sekolahan mereka yang kenal mereka berdua dan melihat mereka ber dua gandengan tangan takutnya nanti mereka berdua dikira lagi ada hubungan apa - apa.
" Makanya tungguin gue, siapa suruh elo main ninggalin gue aja," ucap Devan kesal sama agnia karena agnia tiba - tiba ninggalin dia sendirian di parkiran dan enggak ngajak dia untuk beli es krimnya.
" Apaan sih elo itu kalau disekolahan aja kelihatan Sok cool terus jarang omong lagi kenapa sekarang elo malah jadi banyak omong kayak gini ? Habis kebentur ya kepala elo dev? Aneh banget elo itu" ucap agnia yang heran dengan sikap devan yang berubah - ubah kadang suka cuek, Soo cool dan kalau ngomong suka pedes tapi kadang juga banyak omong.
" Udah enggak usah banyak tanya elu itu, sekarang elu jadi mau beli es krim engggak keburu abis nanti kalau elo omong terus," ucap Devan mengalihkan pertanyaan agnia karena dia juga bingung kenapa jadi banyak omong gini kalau sama agnia padahal mereka juga belum kenal lama , dan Devan juga banyak omong cuma sama sahabatanya dan keluarganya.tapi Devan enggak mau ambil pusing Devan langsung menghilangkan pikiran itu mungkin dia banyak omong sama agnia karena gara - gara dia ada taruhan itu dan itu cuma buat dia biar cepat berhasil memenangkan taruhan itu.
" Oh iya gara - gara elo sih jadi lupa kan gue," ucap agnia menyalahkan Devan karena gara - gara Devan menghampiri dia dan tiba tiba memegang tangan agnia terus mereka jadi debat di pinggir jalan padalah kalau Devan enggak menghampiri agnia mungkin agnia sudah sampai di tempat bapak - bapak penjual es krim yang ada di sebrang jalan.
" Orang elo yang yang mulai debat duluan kenapa gue yang di salahin," ucap agnia enggak mau disalahkan sama agnai karena kalau dia tadi enggak tiba - tiba ninggalin dia dan enggak ngajak ribut mungkin mereka sudah sampai di depan penjual es krim.
" Bodoamata lah males gue sama elo," ucap agnia kepada Devan setelah mengucapkan kalimay itu agnia melepaskan genggaman tangan Devan dan dia setelah itu agnia langsung lari menyebrangi jalan, tapi tiba - tiba.
" Tiiinnnn" suara tlakson motor terdengar menggelegar keras, karean agnai menyebrang jalan tiba - Tiba lari tanpa melihat ke arah kanan dan ke arah kiri dan ternyata saat agnai lari menyebrang jalan nasib lagi tidak berpihak sama dia ada satu motor yang melaju cepat di jalan itu menuju ke arah agnai dan hampir aja menabrak agnia mungkin tinggal 20 cm aja nabrak agnai, saat mendengar suar keras tlakson motor itu Agnia spontan langsung teriak karena jarak motor dan dia tinggal dikit lagi tinggal 20 cm lagi agnai ketabrak motor itu untung bapak - bapak itu bisa mengerem motornya dengan sempurna walaupun ada suara decitan karean pergesekan antara ban motor dan jalan.
" Mohon Maaf ya pak," ucap Devan minta kepada bapak - bapak pengendara motor tadi saat Devan sudah menghampiri bapak - bapak pengendara motor tadi dan udah sampai di Deket agnia.
" Iya dek gak papa lain kali temennya dikasih tau jangan lari - larian di jalan bahaya buat ditinya dan bisa bahayain orang lain juga," ucap bapak - bapak tadi memberi tau Devan untuk ngasuh tau agnai biae engga lari - larian di jalan sambil melirik ke arah agnia yang masih syok.
" Baik pak sekali lagi maaf ya pak," ucap Devan merasa enggak enak sama bapak - bapak yang mengendarai motor yang mau nabrak agnia tadi.
" Iya gak papa, kalau gitu bapak pergi dulu ya," ucap bapak - bapak yang mau nabrak agnia tadi.
Setelah berbicara sama Devan, bapak - bapak itu langsung pergi meninggalkan mereka berdua dan Agnia masih diam aja enggak mengeluarkan suara atau pun berpindah tempat mungkin masih syok karena hampir ketabrak motor tadi dan mendengar suara decitan ban motor bapak - bapak tadi dan jalan yang lumayan keras
" Hey lon mau disitu terus mau ketabrak ya lo ?/" ucap Devan karean tidak melihat pergerakan dari agnia dari tadi. Karean agnia cuma diam aja akhirnya Devan menarik tangan agnia untuk minggir karena ada mobil yang mau lewat.
" Apa - apa an sih elo itu main tari - tarik tangan aja," ucap agnia karena masih kaget sama kejadian barusan yang hampir di tabrak sama motor dan belum sadar dari kagetnya tiba - Tiba Devan menarik tangan agnia.
" Salah sendiri dari tadi cuma diem aja, makanya kalau nyebrang itu lihat - lihat dulu ke arah kanan sama ke arah kiri ada kendaran yang mau lewat apa enggak, enggak main lari aja kayak anak kecil, kalau seumpama tadi elo sampai ketanra6 siapa coba yang repot ? Orang - orang terdekat elo kan apa lagi orang tua elo, udah besar tapi pikirannya masih kayak anak TK aja," ucap Devan menasehati agnia biar besok lebih hati - hati lagi kalau mau nyebrang jalan.
" Iya - iya bawel banget elo itu," ucap agnia kepada devan.
" Dikasih tau malah kayak gitu," ucap Devan kesal sama agnia karean kalau dikasih tau itu Suak enggak mau.
" Iya - iya udah ah gue mau beli es krim dulu keburu Habis nanti," ucap agnai kepada Devan, setelah itu agnia langsung melangkah pergi meninggalkan Devan untuk menuju ke penjual es krim.
" Dasar anak nyebelin udah di bantuin enggak terimaksih malah ninggalin," ujar devan karena agnia enggak bilang makasih sama dia tapi malah main ninggalin dia aja. Setelah itu Devan langsung menyusul agnia yang udah sampai di bapak - bapak penjual es krim tadi.