" Lo itu mau nawarin gue buat bareng elo atau cuma mau elo hina terus sih, pedes banget deh Lo jadi cowok kalau omong," balas Agnia
" Makanya gak usah banyak omong tinggal naik aja apa susahnya sih gue gendong elo kalau lama banget, banyak omong terus lo itu," ucap devan
" Iya - iya kalau seumpama ada pilihan lain enggak mau gue bonceng orang kayak elo, entar bisa - bisa punya sakit hati gue gara - gara omongan elo," jelas agnia yang udah mulai kepancing sama omongan pedas devan yang enggak ada lawannya.
"Udah ditolong enggak makasih malah ngomel - ngomel lama - lama bisa pecah gendang telinga gue denger suara elo," ucap devan yang udah pusing dengar suara kicauan agnia yang terlalu merdu itu.
" Udah lah malas gue ribut terus Sama elo, mending cepetan jalan keburu capek gue," ucap agnia malas karena udah capek dan ditambah tenaganya dikuras untuk debat dengan Devan.
" Kok malah elo yang ngatur gue, udah kayak tukang ojek elo aja gue,pegangan nanti kalau jatuh enggak nanggung gue," ucap devan sambil menjalankan motornya menyusuri jalanan Jakarta
" Iya - iya brisik banget elo," balas agnia ngegas sambil Pegangan ke jaket Devan.
Setelah itu hanya ada suara angin dan kendaraan yang berlalu. Mungkin tenaga mereka udah habis buat cekcok tadi.devan fokus melihat jalan dan agnia yang fokus sama suasana malam jakarta. Beberapa menit kemudian tiba tiba motor Devan berhenti di sebuah rumah makan.
" Kok berhenti ? Ini bukan rumah gue," ucap agnia dengan wajah polosnya.
" Bego banget sih lo, udah jelas ada tulisannya rumah makan ya kita mau makan lah, laper gue dari tadi siang belum makan," jelas Devan sambil melangkah masuk ke dalam rumah makan meninggalkan agnia yang ternyata masih stay berdiri di depan rumah makannya.saat sudah mau duduk Devan nengok ke belakang dan ternyata agnia enggak ada dibelakangnya, setelah itu Devan balik keluar lagi dari rumah makan itu dan ternyata agnia tidak mengikuti dia masuk ke rumah makan tetapi malah masih berdiri seperti tadi didepan rumah makan.
" Wooi ayo masuk Lo mau jadi tukang parkir disitu," teriak Devan yang agak geli melihat Agnia berdiri udah seperti tukang parkir.
" Gue mau pulang," balas agnia lirih.
" Iya bentar lagi gue anter pulang tapi makan dulu gue laper, emang elo enggak laper apa?" Ucap devan sambil menghampiri agnia yang masih berdiri pada posisinya.
" Gue gak mau, uang gue udah habis," ucap ayo masuk nanti gue yang bayar ," ucap devan sambil menarik masuk agnia ke rumah makan tadi
" Gue enggak mau punya hutang sama orang apa lagi gue enggak kenal sama orangnya," terang Agnia sambil memberontak buat dilepasin gengganam tangannya.
" Udah diem emang enggak malu elo pada dilihatin orang - orang," ucap devan sambil terus menarik agnia mencari meja kosong yang mau mereka tempati. Setelah itu agnia langsung melihat di sekeliling nya dan benar ternyata mereka jadi tontonan orang - orang dan spontan agnia langsung diam
" Makanya lepas dong tangan gue, gue bisa jalan sendiri kali Lo kira gue buta apa ditarik - tarik kayak gitu," ucap agnia sedikit menurunkan volum e suaranya takut jadi tontonan orang - orang lagi.
" Makanya kalau disuruh itu nurut jangan banyak omong aja, udah sekarang duduk" ucap devan sambil menarik kursi untuk dia duduk.
" Iya - iya crewet banget sih biasanya juga pendiam kenapa tiba - tiba jadi Banyak omong kayak gini sih habis kebentur ya Lo?" Ucap agnia yang dari tadi heran karena biasanya Devan itu cool banget tapi kenapa sekarang banyak omong enggak kayak biasanya.
" Permisi mbak mas mau pesen apa ?" Ucap mbak pelayan sambil senyum - senyum melihat ke arah devan.
" Udah enggak usah banyak omong mau pesen apa elo?". Tanya devan mengalihkan pertanyaan agnia tadi.
" nasi goreng dua sama jus mangga dua ya mbak," ucap cepat devan sama mbak - mbak pelayan tadi karena udah Risi dengan tatapan mbak nya yang terus melihat ke arah devan sambil senyum-senyum, bukannya devan gr atau apa tapi emang kenyataannya.
" Baik ada tambahan lagi mas ?" Tanya mbak pelayan tadi pada Devan.
" Udah cukup mbak," balas Devan.
" Baik tunggu sebentar ya mas, saya permisi dulu," balas mbak pelayan tadi.
Setelah itu mbak pelayan tadi pergi meninggalkan meja mereka. Setelah kepergian itu tidak ada suara lagi dari mereka berdua Devan sibuk dengan handphone nya dan agnia sibuk dengan pikirannya. Beberapa menit kemudian datanglah mbak pelayan yang tadi membawakan pesanan mereka.
" Permisi mbak mas ini pesanannya nasi goreng dua sama jus mangga dua, silahkan mas mbak saya permisi dulu,". Ucap mbak - mbak pelayan tadi sambil melirik ke arah devan.
" Makasih mbak," ucap kompak agnia dan Devan.
" Apa an sih ikut - ikut aja," ucap agnia karena mereka jawabnya sama dan kompak.
" Udah enggak usah banyak omong sekarang di makan keburu malam" balas Devan sambil memakan nasi gorengnya.
Tidak ada balasan dari agnia, agnia langsung memakan nasi gorengnya karena udah tambah malam juga.
Setelah beberapa menit makanan mereka berdua habis tidak tersisa, dan Devan langsung berdiri untuk membayar pesanan mereka. Setelah selesai membayar pesanan mereka berdua Devan langsung menghampiri agnia untuk mengajak pulang agnia.
" Ayo elo mau pulang apa enggak," ajak Devan menghampiri meja mereka makan tadi.
" Iya - iya sabar dong," balas agnia sambil berdiri dari duduknya menyusul Devan yang udah melangkah keluar dari rumah makan.
" Ayo cepetan naik keburu hujan," ucap devan kepada agnia yang masih berdiri aja enggak naik ke motor devan.
" Iya - iya ribet banget sih," balas agnia sambil naik ke motor Devan yang tinggi sehingga agnia agak kesusahan untuk naik.
Setelah agnia naik ke motor Devan sudah tidak ada lagi suara dari keduanya dan Devan langsung menjalankan motornya.
" Rumah elo dimana?" Tanya devan kepada agnia yang lupa tanya lagi dimana arah rumah agnia.
" Haaa elo bicara apa, gue enggak denger" ucap agnia sambil sedikit teriak di dekat telinga devan yang tertutup helem
" rumah elo lewat arah mana," ucap arkan teriak sambil sedikit menoleh kebelakang.
" Gak usah teriak juga dong lo kira gue budek apa, mana pada dilihatin orang lagi," ucap agnia kesal karena Devan teriak - terika dan saat Devan teriak saat di lampu merah jadi otomatis orang - orang langsung meloleh kearah mereka berdua.