Reyhan menggertakkan giginya, dan sorot matanya terlihat sangat emosi.
Halua menelan salivanya dan langsung merubah energinya menjadi sosok yang nyata, yang dapat dilihat Esya. Namun ….
Itu tak pernah terjadi.
"Esya, ada apa?" tanya Halua pura-pura tidak tahu menahu atas semua perilaku kotornya.
Namun ada yang berbeda. Esya terlihat mengedarkan pandangannya, seolah-olah sedang mencari seseorang. Seseorang yang hilang begitu saja.
"Hey! Esya! Mau ke mana? Ini saya! Esya!" panggilnya sekali lagi, namun gadis malang itu kini sudah keluar dari ruangan tempatnya di rawat.
Sesaat Halua tampak berpikir dengan apa yang telah terjadi padanya. Kemudian melirik tajam ke arah teman lama biadabnya.
Dia gak mungkin nggak ngeliat saya. Atau pura-pura? Bercanda? Nggak, dia nggak mungkin bertingkah seperti itu.
Dengan berat hati, dia harus bertanya walaupun sangat tak ingin.