"Kamu … jangan-jangan kamu dari tadi cuma pura-pura, ya?!" tanya Esya seraya menunjuk-nunjukinya.
Mendengar hal itu, Halua hanya tersenyum sinis, sorotan matanya yang tajam terasa begitu menusuknya. Sesaat kecepatan jantungnya semakin meningkat!
"Aaah! Kamu … hentikan semuanya sebelum …." Dia tak sanggup melanjutkan ucapannya. Karena tingkah laki-laki ini semakin buas. Permainannya yang kasar adalah candu bagi Esya.
"Kan kubuat kamu menyesal, Esya!" Dia memainkan perannya dengan sangat ganas dan penuh nafsu. Esya tidak tahu kalau Halua bisa berbuat senekat ini.
Namun, lelaki ini juga tahu batasannya.
Kini dia berhenti melakukan aksinya. Lalu menatap Esya dengan mata elangnya.
Berbeda dari yang tadi, kini Esya menatapnya dengan rasa ketakutan yang berlebihan. Seakan-akan dia harus menjauh dari lelaki ini, karena tingkahnya barusan.
Perlahan-lahan Esya memundurkan langkahnya.