Pak Abian menghela napas dan mendorong Karina keluar kelas. "Ngga, Karina. Kan, itu kamu yang katanya lemah lembut hingga gak bisa bawa buku banyak."
"Bapak yakin?"
"Karina—"
"Buk Heny lagi ngajar di kelas saya, lho! Ngga mau saya titipin salam? Mana tau jodoh," cengirnya sambil menaik-turunkan alisnya.
"Jodoh gak akan ke mana. Gak akan ilang meski gak dititipin salam. Sana balik ke kelas kamu!"
Brakk!!
Karina diusir keluar dan pintu kelas yang dibanting dari dalam, dan Karina lagi-lagi hanya bisa menggerutu kesal.
"Pak, kalo gitu jagain jodoh saya, ya! Dijaga aja, jangan ditikung, loh, ya!" teriaknya yang membuat Pak Abian hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Beruntungnya, ia tak memiliki adik perempuan seperti Karina, meskipun Kaila juga agak aneh, tapi tidak bisa dibandingkan dengan Karina.
Setelah itu, Karina kembali ke kelasnya. Tentu saja jam pelajaran pertama sudah berlangsung sejak tadi.