Cowok tampan yang biasanya memasang ekspresi kaku di wajahnya itu kini tengah tersenyum tipis saat membaca deretan pesan yang dikirimkan oleh seseorang yang akhir-akhir ini cukup menghiasi harinya.
'Ezra!! Festival besok yuk kita keliling bareng!!'
Begitulah isi pesan yang dikirimkan gadis itu kepadanya. Dan tentu saja Ezra membalas 'oke'.
Awalnya, ia merasa sangat terkejut dengan kehadiran Karina yang begitu tiba-tiba di hidupnya. Gadis itu seperti badai yang datang secara mendadak dan menyapu bersih di sekitarnya.
Meskipun begitu, Ezra tidak pernah menolak kehadirannya sama sekali. Malah sebaliknya, ia merasa nyaman. Ezra memang tidak memiliki banyak teman sebelumnya, namun ia tahu bahwa Karina bisa jadi teman yang baik untuknya.
"Jadi ga sabar buat besok," gumamnya pelan.
***
Festival Sekolah adalah agenda wajib setiap semesternya. Meskipun dirasa cukup melelahkan dalam mempersiapkan ini itu, tetapi agenda itulah yang paling ditunggu-tunggu kehadirannya oleh semua murid.
Semua murid berpartisipasi dalam menyiapkan festival yang memuaskan. Meskipun sering mengeluh, tetapi tentu saja mereka sangat menikmati momen yang ada.
Contohnya seperti gadis yang sejak tadi mengerutkan wajahnya sambil mengipasi wajahnya dengan potongan kardus. Ia terus saja menggerutu, namun anehnya ia masih tetap melanjutkan tugasnya.
"Kampret!! Capek banget, woi. Mana panas lagi ... gini amat tinggal di bumi," lirihnya yang diakhiri dengan helaan napas panjang.
"Lo udah ngomong itu 60 kali dalam waktu setengah jam, Kar!" timpal Emy yang juga gerah melihat tingkah laku Karina.
Mereka sekarang sedang bertugas mengangkut peralatan festival kelasnya. Mereka sudah mempersiapkan festival dari beberapa hari yang lalu, namun tetap saja masih ada yang harus dikerjakan di hari H. Padahal angkut mengangkut adalah tugas para cowok, namun berhubung cowok di kelas mereka sedikit dan rata-rata feminim, jadilah para cewek yang melakukan kegiatan angkut mengangkut.
"Gue ...."
"Apa lagi?" sela Emy yang sudah bersiap-siap menyembur Karina kapan saja jika perkataan gadis itu sama seperti yang sudah diulanginya 60 kali tadi.
"Gue ... ngerasa kayak lagi menaiki tangga menuju kedewasaan," ujar Karina sambil menahan wajahnya dengan tangan kanannya dan memejamkan kedua matanya. Layaknya seperti orang yang benar-benar memiliki segudang beban hidup.
"Ck! Bacot." Emy menghela napasnya. Kali ini ada apa lagi dengan bocah itu? batinnya.
"Jadi ada apa? Why?"
Karina membuka kedua matanya dan memandang lurus ke depan. Dia berkata, "Pas gue ngajak Ezra besok buat keliling festival lewat wa ... gue bisa ngelakuinnya dengan lancar, dong! Mana dia jawabnya 'oke' lagi!! Kyaaaa!"
Emy mendadak memasang wajah jengkel. Ia kira ada hal besar apa, ternyata kekhawatirannya sia-sia saja. Rasanya ingin sekali memeras otak Karina yang tidak berguna itu, lalu menjemurnya di atas genteng.
Emy menarik napasnya, kemudian menghelanya dengan perlahan lewat mulut.
***