Keadaan terasa panas. Hening yang merayap sejak tadi membuat detak jantung dapat terdengar. Rasanya, bumi seakan hanya berputar di antara kedua sejoli ini saja. Siapa pun yang melihatnya akan mengatakan bahwa mereka adalah pasangan yang cocok. Bahkan bunga-bunga tak kasat mata memenuhi background keduanya.
Seseorang dengan tubuh tinggi dan juga berwajah tampan itu mendorong seorang gadis ke dinding. Dia menumpu sebelah tangannya ke dinding dan menghimpit gadis itu. Kemudian, tangannya yang satu lagi memegang dagu gadis itu dan mengangkatnya pelan.
"Aku tidak ingin hanya terus hidup. Kamu tahu? Dunia ini sangat kejam. Meskipun begitu, aku tetap mencintaimu," bisiknya di telinga gadis itu. Tatapannya terlihat sangat intens, seakan bisa membaca seluruh isi hati gadis itu.
Wajahnya memanas. Gadis itu dapat merasakan degup jantungnya yang berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Seseorang yang berada di hadapannya kini, sangatlah tampan.
"Tak peduli apa pun yang ku korbankan. Aku akan tetap mencintaimu. Meskipun itu adalah sebuah kesalahan sekali pun," lirihnya. Ia semakin mendekatkan wajahnya ke arah gadis itu. Kini jarak antara keduanya hanya tinggal beberapa centi saja.
Di balik pintu yang tidak tertutup rapat, ada seseorang yang memperhatikan mereka dengan raut wajah yang sulit diartikan. Kemudian, dia memilih untuk meninggalkan tempat itu.
"Huweekk!! Rasanya gue pen muntah. Akting lo keren banget, tapi kata-kata lo bikin geli! Huweekk!" Gadis itu mendorong jauh tubuh seseorang yang berada di hadapannya dan mempraktikkan gaya muntah.
Itu bukanlah sebuah kebohongan, namun gadis itu benar-benar merasa sangat muak. Seluruh sel tubuhnya terasa merinding seketika.
"Woilah, gue udah serius juga! Lo serius juga napa, Karina?" gerutunya.
"Gue udah serius ini. Tadi aja jantung gue sempet berdetak!" kilahnya sambil memegang lambungnya, bukan jantungnya.
"Mati dong kalo ga berdetak. Trus, emangnya jantung lo turun ke lambung?" kekehnya. Mereka sejak tadi sedang latihan untuk drama yang akan dibawakan oleh kelasnya besok.
Awalnya, ia merasa khawatir karena partner nya tiba-tiba diganti. Namun, ternyata Karina melakukan akting lebih bagus dari dugaannya. Meskipun gadis itu lebih banyak recehnya.
"Tapi serius loh, In. Lo ganteng banget!" puji Karina. Gadis itu masih takjub dengan temannya ini. Biasanya, dia memang tampang, namun sekarang ketampanannya bertambah berkali-kali lipat karena dia menggunakan kostum pangeran.
Ya ... dia benar-benar mirip dengan pangeran di negeri dongeng. Tubuh tinggi, rambut halusnya yang agak pirang, hidung mancung, bibir seksi, serta iris matanya yang hazel. Benar-benar tampan sekali.
Karina hampir melupakan gender nya sendiri jika melihat seseorang di hadapannya ini. Ya ... seseorang di hadapannya ini ... adalah seorang perempuan.
***
l