Rizal segera masuk ke kamar. Dia melirik ke arah jam dindingnya sudah menunjukkan pukul enam sore. Sebentar lagi maghrib, dia lalu mengambil handuk dan segera melangkah masuk ke kamar mandi.
Sedang asik mandi, tiba-tiba lampu kamar mandinya mati nyala sendiri.
Perasaan Rizal jadi tidak enak sekarang. Dia mengelus tengkuknya yang dingin.
Mana badan dan kepala masih penuh dengan busa.
"Ya Allah, ada apa lagi ini? Please... Jangan datang lagi. Jangan ganggu gue!" kata Rizal sambil menyelesaikan mandinya.
Akhirnya lampu kembali menyala. Namun Rizal kembali dikejutkan dengan sebuah tulisan di cermin kamar mandinya.
'Pembunuh harus mati!'
Tulisan itu berwarna merah dan masih menetes.
Seperti darah yang segar yang baru mengalir dari tubuh.
Rizal mempercepat mandinya dia sampai lupa kalau belum menggosok gigi.
Dengan cepat Rizal keluar dari kamar mandi dan kembali ke kamarnya.
Nafas Rizal terputus-putus. Dia menekan dadanya yang sempat deg degan tadi akibat tulisan itu.