Masih dengan pembahasan yang sama.
Semua teman kelasnya membicarakan soal kematian Yoga yang masih menyimpan misteri.
Namun Dani mencoba untuk tidak menghiraukan semua teman-temannya termasuk Rizal.
Dani mencoba untuk tenang karena dia memang belum pernah mengalami apa yang Rizal alami selama ini semenjak kematian Yoga.
Jam kampus pun telah usai.
Dani segera pulang ke rumahnya dengan motornya.
Tidak ada yang aneh selama dalam perjalanan pulang.
Namun ketika hari mulai berganti senja.
Langit mulai gelap dan matahari mulai tenggelam, suasana di rumah Dani kembali mencekam.
Orang tua Dani yang masih sibuk bekerja membuat Dani jadi harus tinggal sendirian di rumah ini.
Dani menatap langit kamarnya, malam ini adalah malam jumat kliwon. Membuat suasana jadi semakin seram dan bulu kuduk Dani tiba-tiba mulai berdiri merinding.
Dani merasa ada yang mengganjal di kamarnya ini. Dani mengusap tengkuknya yang mulai dingin. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamarnya. Perasaan takut itu tiba-tiba datang dan membuat Dani menelan ludahnya sendiri.
"Kenapa gue jadi merinding sih? Padahal ini baru juga jam delapan malam," kata Dani sambil memegang tengkuknya yang semakin dingin.
Seketika Dani melihat bayangan lewat. Bayangan itu terlihat sangat cepat, di balik kaca jendela kamar Dani.
Dani menutup gordennya, agar tidak lagi terlihat bayangan dari luar.
Namun ketika ia kembali membalikkan badannya, bukan lagi bayangan yang dia lihat. Namun sosok itu terlihat dengan sangat jelas.
Iya, sosok Yoga dengan wajah yang setengah hancur kini berdiri di hadapan Dani.
"Dani... Lo harus mati bersama gue," kata sosok itu mulai berjalan mendekat ke arahnya.
Semakin dekat, semakin jelas wajahnya yang setengah hancur itu.
"Yo... Yoga?" ucap Dani dengan nafas yang terbata-bata.
"Iya. Ini gue, sahabat sejati lo. Yoga," sahut Yoga sambil terkekeh dan semakin mendekati Dani yang sudah hampir pingsan itu.
Jantung Dani berdetak sangat kencang ketika sosok itu sekarang hanya berjarak beberapa milimeter saja dari badannya.
"Mau apa lo Ga? Jangan ganggu gue... Lo udah tenang kan di sana? Lo istirahat aja dengan tenang di sana Ga. Maafin gue kalau gue punya salah sama lo," kata Dani tak kuasa lagi menahan ketakutannya itu.
"Gue mau menagih janji lo! Lo ingat kan pernah janji untuk sehidup semati dengan gue Dani?" kata Yoga sambil terus terkekeh memandangi wajah Dani yang sudah pucat pasi.
Dani memejamkan matanya dan mencoba untuk melawan rasa takutnya ini.
"Gue nggak serius mengucapkan janji itu sama lo Ga. Please, jangan ganggu gue ya. Kita sudah beda alam Ga. Lo pergi aja, kembali ke alam lo dan istirahatlah dengan tenang," ucap Dani sambil terus memejamkan matanya dan tidak berani untuk menatap ke depan.
Entah kenapa arwah Yoga semakin menempel ke badan Dani. Dan masuk ke tubuh Dani. Dani kerasukan arwah Yoga.
Yoga membawa tubuh Dani keluar rumah.
Tanpa disadari, Dani sudah berjalan dan sampai di jalan raya.
Malam itu jalanan terlihat sepi dan Dani terus berjalan menuju ke tengah.
Sepeda motor tiba-tiba melintas dengan sangat kencang lalu menabrak tubuh Dani hingga terpental jauh. Namun pengendara motor itu malah kabur dan tidak bertanggung jawab terhadap Dani yang sudah terkapar di pinggir jalan.
Kondisi Dani sangat mengkhawatirkan, kepalanya terbentur batu besar yang ada di trotoar jalan. Darah segar tak berhenti mengalir dari kepala Dani.
Seketika itu juga Yoga keluar dari tubuh Dani," Lo akan mati bersama gue Dani!" ucap Yoga sebelum akhirnya menghilang begitu saja.
Mengetahui ada korban tabrak lari yang sudah terkapar dengan kondisi tubuh yang terluka parah, seorang pengendara mobil segera menepikan mobilnya dan membawa Dani ke rumah sakit.
Dani segera dilarikan ke ruang UGD untuk mendapat pertolongan.
Sementara pengendara mobil itu masih menunggu di depan ruang UGD hingga dokter selesai memeriksa kondisi Dani.
"Dok, bagaimana dengan korban tabrak lari itu? Apa dia baik-baik saja?" tanya Bayu, seorang supir taksi online yang menolong Dani tadi.
"Alhamdulilah, kondisi pasien sudah stabil. Meskipun dia sempat kritis tadi karena kehilangan banyak darah."
"Syukurlah kalau begitu. Kalau dia sudah sadar, tolong kabari saya ya Dok. Saya akan mencoba menghubungi keluarganya nanti."
Dokter mengangguk dan berpamitan meninggalkan ruang UGD.
"Maaf apa Bapak keluarga dari pasien?" tanya seorang suster kepada Bayu.
"Bukan Sus. Saya tadi kebetulan lewat dan melihat dia sudah terkapar di pinggir jalan."
"Oh begitu, pasien sudah sadarkan diri. Silahkan kalau Bapak mau menjenguknya."
"Baik Sus. Terimakasih banyak ya.'
Bayu segera masuk ke ruangan untuk menemui Dani.
Kondisi Dani masih lemah dengan kepala yang terbungkus perban.
"Kamu nggak papa Nak?" tanya Bayu.
"Saya dimana?"
"Kamu di rumah sakit Nak. Saya menemukan kamu sudah terkapar di pinggir jalan tadi. Lalu saya bawa kamu ke rumah sakit. Apa sebenarnya yang sudah terjadi tadi?"
Dani mencoba mengingat kejadian tadi. Dia ingat kalau Yoga datang menemuinya dan setelah itu dia tidak ingat lagi apa yang terjadi pada dirinya.
"Ya sudah, mungkin kamu masih shock. Saya boleh minta nomor orang tua kamu? Supaya saya bisa memberikan kabar ini sama mereka."
Dani menyebutkan nomor ibunya kepada Bayu.
Bayu segera menghubungi orang tua Dani.
Ada suara terkejut dari balik telepon, orang tua Dani shock dan akan segera datang ke rumah sakit ini untuk menemui putranya.
"Kok bisa kamu sampai ketabrak sih tadi?"
Dani diam sejenak, dia pikir tidak mungkin dia menceritakan apa yang tadi terjadi padanya. Terlebih kejadian ini sangatlah di luar nalar.
Mungkin orang akan menganggap Dani sedang berhalusinasi jika ia menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Akhirnya Dani memilih untuk tidak menceritakan hal ini kepada Bayu.
"Saya tadi hanya kurang hati-hati saja Pak."
"Hmm... Ya sudah, kalau gitu kamu istirahat aja sambil menunggu orang tua kamu datang ya."
"Terimakasih banyak ya Pak sudah bawa saya ke sini."
"Sama-sama. Saya keluar dulu ya."
Dani masih bingung dengan apa yang ia alami tadi. Setelah ia melihat sosok Yoga di hadapannya, tiba-tiba dia tidak ingat lagi dan sekarang sudah berada di rumah sakit dengan kondisi badan yang penuh luka.
"Gue sama sekali nggak ingat kejadian itu. Yang gue ingat hanya sosok Yoga yang berwajah setengah hancur. Setelah itu apa yang terjadi sama gue sampai gue jadi harus dibawa ke rumah sakit ya?" gumam Dani masih kebingungan sendiri.
"Di mana anak saya? Apa yang terjadi sama Dani? Gimana kondisinya sekarang?" tanya Ibu Dani yang baru saja tiba di rumah sakit dan segera menemui Bayu yang duduk di depan ruang UGD.