Max berlari sekencang yang ia bisa. Ia melompati beberapa undakan dan bebatuan di sepanjang jalan setapak yang curam menuju ke atas bukit. Tak ada lagi yang ada di pikirannya selain ia harus segera tiba di atas sana untuk menyelamatkan Venera.
"Ayo ulurkan satu tanganmu, Venera! Aku akan menarikmu ke atas!" seru Max.
"A … aku tid … tidak bisa!" teriak Venera di sela deru air yang jatuh membasahi tubuhnya. "K … kalau kulepas satu tanganku ... aku pasti jatuh!"
Oh astaga, mahluk ini. Ia bahkan tak bisa menahan berat tubuhnya sendiri, pikir Max heran.
Kemudian Max mengaitkan satu kakinya kepada lekukan batu besar di sebelahnya. Lalu ia menjulurkan badannya lebih ke depan lagi untuk menangkap kedua tangan Venera.
"Pegang erat-erat tanganku, Venera!" seru Max.
"I … iya …." sahut Venera. Kedua tangannya mencengkeram dengan erat lengan Max.
Kemudian dengan hati-hati, Max menarik tubuh Venera ke atas.
