"Itu si Vanya, bukan?" tunjuk Bob ragu sambil memicingkan mata dari tempat duduknya.
"Eh, iya bener!" sahut Wira yang ikut menjulurkan kepala.
"Van! Vanya!" panggil Dinda sedikit tertahan.
"Van! Di sini, Van!" Nia melambai-lambai dengan bersemangat.
Vanya yang terakhir datang dan masih berdiri kebingungan di depan pintu kafe, menoleh mendengar panggilan itu. Kemudian dengan langkah riang ia segera menghampiri teman-temannya.
"Dindaa! Waw, makin cantik aja kamu!" seru Vanya dengan suara keras. Beberapa tamu kafe sampai menoleh mendengar teriakannya yang heboh. Vanya dengan gaya yang cuek khas dirinya, tak mempedulikan tatapan mata orang-orang yang mengarah padanya.
"Hai, Van! Kamu juga, makin cantik," sahut Dinda lembut seraya menggeser duduknya, memberi tempat untuk Vanya. Ia tersenyum sembari menarik tangan Vanya agar segera duduk dan tidak menarik perhatian orang lain.