Nanda memegangi gelas minuman hangatnya dengan kedua tangan dan meminum isinya sedikit demi sedikit. Raut wajahnya yang jika sedang diam terlihat sedikit sendu, nampak lebih ekspresif saat sedang bercanda dengan teman-temannya. Suara tawanya yang berderai lembut terdengar menyenangkan di telinga Khrisna.
"Yang seperti itu, memangnya cantik, ya?" gumam Dimas yang tiba-tiba hinggap pada dahan kokoh di sampingnya.
Khrisna mengangguk.
"Kamu ini, sudah tidak sehat lagi ya, Khris?" tanya Dimas heran.
"Apa maksudmu?" tanya Khrisna acuh.
"Kamu, sudah jatuh cinta pada manusia, sadar tidak?" tanya Dimas penuh penekanan.
"Aku sadar. Aku juga tidak tahu, Dim. Perasaan ini muncul begitu saja. Sejak pertama kali aku melihatnya beberapa tahun lalu," jawab Khrisna.
"Lalu, mau kau pelihara sampai kapan perasaan itu?" ucap Dimas.
"Aku tak tahu sampai kapan.," jawab Khrisna.
"Dan untuk apa kau pelihara? Memangnya akan ada hasilnya hubungan cinta tanpa saling melihat seperti ini?" tanya Dimas.