Maya menoleh.
Dan ia terkejut melihat Budi sudah sadar dan bahkan berdiri di pintu kamar, dengan kaki dan beberapa bagian tubuhnya berlapis perban.
"Budi!"
Maya merasa sangat senang melihat Budi. Sejak angin puting beliung datang menggulung tenda mereka dan dia terpisahkan dari Budi, Maya sudah merasa sangat ketakutan akan kehilangan Budi. Apalagi setelah itu dia sendiri terluka dan merasa tak berdaya, berpikir bahwa dia tak akan bisa menolong Budi jika pemuda itu juga menghilang seperti Mimi dan Ale.
Ditambah lagi saat melihat Budi yang diselamatkan oleh bapaknya dalam kondisi tak sadarkan diri sempat membuat Maya merasa Budi mungkin tidak akan selamat. Apalagi Maya ingat bahwa sesaat sebelum hujan turun dan disusul oleh badai puting beliung, Budi sedang mengungkapkan perasaannya. Sebuah momen yang sesungguhnya ditunggu-tunggu oleh Maya tapi belum sempat dia beri tanggapan atau jawaban.