"Terima kasih Bu," ucap Maya.
"Mau saya suapin atau bisa makan sendiri?" tanya Bu Tantri menawarkan.
"Makan sendiri aja Bu," jawab Maya sedikit malu. Rasanya aneh dilayani seperti ini. Di rumah, selaama ini Maya jarang sekali sakit. Hampir tidak pernah malah. Makanya rasanya aneh melihat sikap Bu Tantri yang sangat hati-hati terhadapnya.
"Y a sudah, ini saya kasih bantal biar gampang pegang mangkuknya," ucap Bu Tantri sambil menyeliplan sepotong bantal tidur di atas kedua kaki Maya agar dia bisa meletakkan mangkuk buburnya selagi makan.
"Budi belum bangun, Bu?" tanya Maya.
Bu Tantri menggeleng. "Masih tidur. Tapi dia nggak apa-apa kok."
Maya terdiam, tiba-tiba teringat sesuatu. Dia merasa tak enak hati telah membohongi Bu Tantri soal identtas dirinya dan juga Budi saat kunjuungan ke rumahnya. Maya merasa harus segera minta maaf pada perempuan baik hati itu.