Tapi Maya teringat ucapan bapak Budi tadi soal 'apakah bukit ini masih cukup kuat untuk bisa terus berdiri'.
Meski masih belum mengerti, Maya bisa menangkap kecemasan yang besar pada kalimat itu.
Membayangkan bukit ini tiba-tiba runtuh ke dalam tanah atau longsor ke dalam lubang, Maya segera meraih senter yang tergantung di leher bapak.
"Sini Pak, saya yang jalan di depan bawa senter. Hati-hati, Pak!"
Dan Maya yang juga berjalan dengan tertatih dengan bantuan tongkat dari dahan kayu, mendahului bapak Budi yang menggendong Budi di punggungnya. Gadis itu melangkah dengan mantap. Hatinya terasa lega sekarang. Budi telah ditemukan dalam keadaan selamat, dan bapak Budi yang keras hati telah melunak dan bahkan mencari dan membawanya pulang.
