Budi terkejut saat mendengar suara itu. Ingin menoleh mencarinya, namun tidak bisa.
Itu suara yang sangat dikenalnya. Suara lembut yang seumur hidup sudah dia lupakan tetapi kembali teringat beberapa saat lalu. Suara yang berasal dari wajah cantik nan lembut yang terasa dekat dengannya.
'Ibu ...? Ibu ...?'
Budi memanggil dalam hatinya.
'Iya Nak, ini Ibu.'
Jantung Budi seketika berdegup kencang mendengar jawaban ibunya.
'Ibuuu! Ibu di mana? Kenapa aku nggak bisa lihat wajah Ibu?'
'Tentu saja tidak bisa Sayang, Ibu kan tidak hadir di sana.'
'Ma ... maksudnya apa, Bu? Budi nggak ngerti, Bu.'
'Tidak usah dipaksakan untuk mengerti, Sayang, nanti juga sebentar lagi akan tiba saatnya kita bertemu lagi.'
Budi terdiam sesaat memikirkan arti kalimat ibunya barusan. Apakah maksud ibu, sebentar lagi dia akan mati?
'Ibu hanya mau bilang terima kasih, karena kamu sudah menjalankan permintaan Ibu. Ibu senang sekali, Nak.'
'Permintaan Ibu? Soal ... bertemu dengan bapak?'