"Aku ini orangnya memang mudah hapal dengan semua rutinitas yang aku jalani beserta lingkungan sekitarnya," ucap Maya tenang sambil kembali membaringkan tubuhnya ke atas matras dan merebahkan kepala di atas bantal ransel.
Dan Budi yang tadinya sudah hendak besar kepala karena ternyata Maya juga memerhatikannya, seketika lemas. Ternyata perhatian Maya yang sangat mendetail tentang dirinya tadi bukan sesuatu hal yang special karena dia juga memerhatikan orang lain dengan cara yang sama.
"Mungkin aku terbiasa melakukan hal seperti itu karena pekerjaanku dari dulu memang selalu membutuhkan ketelitian dan kecermatan serta penguasaan lingkungan dan pengenalan individu," ucap Maya.
"Iya, kamu hebat," ucap Budi memuji meskipun dalam hati masih merasa sedikit kecewa karena sempat berharap selama beberapa detik namun setelah itu harus terjun bebas karena kecewa.
"Masih kalah hebat dari kamu," ucap Maya tiba-tiba.